/data/photo/2021/02/10/60238ebd3e937.jpg)
KOMPAS.com – Di masa pandemi Covid-19 ini tak sedikit pebisnis yang mengalami tekanan.
Namun, di balik tekanan tersebut selalu ada peluang bisnis baru, salah satunya bisnis maggot.
Maggot merupakan larva lalat Black Soldier Fly atau yang memiliki nama latin hermetia illucens.
Baca juga: Mengintip Tren Bisnis Makanan serta Barang dan Jasa yang Akan Menggeliat di 2021
Bisnis inilah yang belakangan ditekuni Rahman, warga RT 015/004 Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur.
Dari usahanya itu, sebulan ia bisa meraup omzet Rp 12 juta.
"Alhamdulillah sekarang dalam sebulan saya sudah bisa menghasilkan Rp12 juta, itu hanya dari penjualan maggot saja,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (10/2/2021).
Rahman mengaku mulai bisnis budi daya maggot sejak Agustus 2020.
Saat itu, dampak pandemi Covid-19 menyentuh sendi-sendi perekonomian masyarakat Kota Bekasi, termasuk dirinya.
Baca juga: Bisnis Kuliner Ini Diprediksi Bakal Jadi Tren pada 2021
Maggot ternyata bisa dijadikan usaha bisnis baru bagi masyarakat.
Selain murah meriah dan mudah, maggot memiliki nilai ekonomis tinggi sebab setiap 100 gram maggot kering bisa dijual seharga Rp 20.000 hingga Rp 30.000.
"Bisa dibilang ini solusi alternatif warga yang terdampak pandemi Covid-19. Kalau saya sendiri saat ini terus terang saja semakin menekuni budi daya maggot ini, selain ternak ikan lele juga," kata Rahman.
Selain bernilai ekonomis tinggi, lanjut Rahmat, maggot juga bisa menjadi solusi mengurangi sampah organik di Kota Bekasi.
Terlebih, sejak masih berwujud telur lalat, maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh hingga nanti siap dipanen.
Baca juga: Garuda Indonesia Rugi 30 Juta Dollar AS Per Tahun karena Gunakan Pesawat CRJ1000
"Maggot mampu mengubah material organik menjadi biomassanya. Beda dengan jenis lalat biasa karena larva yang dihasilkan bukan larva yang menjadi medium penularan penyakit," bebernya.
Rahman menjelaskan, maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik satu hingga tiga kali lipat dari bobot tubuhnya selama 24 jam bahkan bisa sampai lima kali lipat. Setelah mati, bangkainya digunakan sebagai pakan ternak.
Bahkan, kepompong maggot juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk sehingga tidak menjadi sampah baru.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahjono mengaku terkesan dengan upaya Rahman menjalankan usaha yang tetap produktif, bahkan mendapatkan penghasilan melebihi standar upah minimum di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Baca juga: Dibatasi, Ini Prosedur Baru untuk TKI di Arab Saudi
Terkait keterampilan tersebut, Tri meminta Rahman membuka pelatihan budi daya maggot kepada masyarakat luas, menjadikan budi daya tersebut sebagai peluang membuka lahan bisnis baru yang kemudian berimbas kepada terbukanya lapangan-lapangan kerja baru.
"Saya siap pak wakil, siapa saja yang ingin belajar budi daya maggot, saya siap memberi kesempatan untuk belajar bersama," kata Rahman saat dikunjungi Wakil Wali Kota Bekasi itu.
Tri berharap peluang bisnis ini mampu menghidupkan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) baru sekaligus mengurangi bobot tonase sampah yang hendak dibuang ke TPA Sumur Batu dan Bantargebang, Kota Bekasi.
"bisnis" - Google Berita
February 10, 2021 at 03:17PM
https://ift.tt/2OqEuYb
Dengan Bisnis Larva Lalat, Rahman Raup Omzet Rp 12 Juta Sebulan - Kompas.com - Kompas.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dengan Bisnis Larva Lalat, Rahman Raup Omzet Rp 12 Juta Sebulan - Kompas.com - Kompas.com"
Post a Comment