Kisah tentang buku tak sekadar soal literasi, inspirasi, dan transfer ilmu. Kisah tentang buku juga merupakan kisah bisnis dan ekonomi kreatif. Kisahnya turut bertaut dengan perkembangan teknologi dan bahkan pandemi Covid-19.
Jauh sebelum pandemi, perkembangan teknologi digital mengubah lanskap bisnis atau industri buku global. Buku tak hanya merupa dalam wujud fisik, tetapi juga buku digital (e-book). Perkembangan aneka perangkat elektronik pembaca buku digital yang dimotori Amazone dengan Kindle-nya sejak 2007 semakin menyemarakkan transformasi industri buku. Bahkan, pada November 2019, Xiaomi meluncurkan Xiaomi MIReader E-Book untuk menyaingi Kindle.
Tak cukup berhenti di situ, aneka aplikasi pembaca buku digital bermunculan melengkapi layanan pengguna telepon pintar dan tablet. Di Indonesia, misalnya, sejumlah aplikasi membaca dan membeli buku serta wadah para penulis menerbitkan buku juga bermunculan, antara lain Gramediana, Qbaca, Deepublish, Karya Virtual, dan WayangForce.
Di tengah pandemi Covid-19, industri buku yang telah berhasil menyesuaikan diri dengan zaman tinggal melaju saja. Adapun mereka yang masih tertinggal menjadikan pandemi ini sebagai momen mengembangkan bisnis buku secara digital. Bahkan, meramu bisnis itu secara hibrida, luring dan daring.
Di tengah pandemi Covid-19, industri buku yang telah berhasil menyesuaikan diri dengan zaman tinggal melaju saja. Adapun mereka yang masih tertinggal menjadikan pandemi ini sebagai momen mengembangkan bisnis buku secara digital.
Pada Juli 2020, ReportLinker, sebuah perusahaan teknologi analisis data asal Perancis, menyebutkan, pandemi Covid-19 menyebabkan nilai pasar penerbit buku dunia turun. Pada 2019, pasar penerbit buku global bernilai 92,8 miliar dollar AS. Pasar ini didominasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika Utara dengan kontrobusi masing-masing sebesar 34 persen.
Pada 2020, nilai pasar penerbit buku global diperkirakan turun menjadi 85,9 miliar dollar AS dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) minus 7,5 persen. Kondisi ini diharapkan bisa kembali pulih pada 2021 dengan CAGR 2 persen. Pada 2023 nanti, nilai pasarnya diperkirakan bisa mencapai 91,4 miliar dollar AS.
Sementara pasar buku digital global diperkirakan akan terus tumbuh dengan CAGR 2 persen pada 2020-2027. Pada 2020, nilai pasar buku digital global sebesar 24,1 miliar dollar AS dan pada 2027 nanti bisa mencapai 27,7 miliar dollar AS. Forbes pada September 2020 menyebutkan, pasar buku digital global bernilai 18,13 miliar dollar AS pada 2019. Amazon menguasai 83 persen dari pangsa pasar AS, sedangkan sisanya diisi oleh Apple Books, Barnes & Noble, Kobo, dan Google.
Baca Juga: Selancar Bisnis Buku Mengarungi Ombak Digital dan Pandemi
Buku digital dan aplikasi membaca mengalami ledakan besar lantaran Covid-19. Pengunduhan aplikasi Libby, sebuah platform e-reading yang memungkinkan para pencinta buku mengakses perpustakaan lokal dari telepon pintar, meningkat sebanyak 247.000 unduhan pada Maret 2020.
Kontributor Forbes, Adam Rowe, melaporkan, sebanyak 10,1 juta buku digital dipinjam dari perpustakaan umum di seluruh dunia melalui Libby selama sepekan. Permintaan buku digital ini meningkat 30 persen dibandingkan dengan sebelum ada pandemi.
Baca Juga: Transformasi Digital Perlu Diimbangi Kecukupan Literasi Informasi
Toko-toko buku, mulai dari skala kecil hingga besar, juga bersiasat dengan memadukan bisnis luring dan daring. Sejumlah upaya dilakukan, mulai dari menjual buku melalui e-dagang, membangun atau menyempurnakan laman e-dagang sendiri, hingga menyediakan layanan pesan-antar. Bahkan, industri buku besar sudah mulai merambah pasar buku digital, dengan menghadirkan produk-produk buku digital.
Sebuah buku kini bisa menjadi produk bersama penulis, ilustrator, fotografer, desainer infografis, dan bahkan pembuat atau penyedia konten dan apikasi digital.
Bisnis buku memang tak lekang dimakan waktu. Apa saja bisa dijadikan buku, mulai dari hal-hal remeh-temeh, keseharian, hingga kajian-kajian ilimiah atau bisnis berksala tinggi. Seiring dengan berjalannya waktu, bisnis buku terus berkembang dan bertransformasi melintas zaman. Bisnis buku tidak an sich, berdiri sendiri.
Di zaman ini, ruang kreasi buku semakin beragam. Sebuah buku kini bisa menjadi produk bersama penulis, ilustrator, fotografer, desainer infografis, dan bahkan pembuat atau penyedia konten dan apikasi digital. Di sisi lain, industri pustaka ini juga diharapkan tidak hanya fokus pada bisnis, tetapi juga turut membangun komunitas-komunitas baca di penjuru Nusantara.
Baca Juga: Toko Buku Fisik dan Daring, Bersaing atau Bersinergi?
"bisnis" - Google Berita
February 05, 2021 at 08:01AM
https://ift.tt/3jkaPeL
Kisah Bisnis Buku - kompas.id
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Bisnis Buku - kompas.id"
Post a Comment