Search

Bisnis Perdagangan Karbon - kompas.id

https://cdn-assetd.kompas.id/f0zvRF21WdgETIPLlr53wpvTPwQ=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F09%2F10%2F9368a6a3-aca9-45db-bab5-54a7b1134254_jpg.jpg

Bursa karbon bakal segera lahir. Kehadirannya diharapkan menjadi akselerator pengembangan ekosistem perdagangan karbon. Bursa karbon sebagai pasar sekunder akan menjadi platform untuk mempermudah aktivitas jual beli kredit karbon.

Bursa karbon ditujukan untuk mempercepat dekarbonisasi ekonomi melalui perdagangan karbon dalam konsep carbon pricing. Dalam carbon pricing setidaknya terdapat tiga strategi utama dalam upaya dekarbonisasi, yakni perdagangan karbon, pajak karbon, dan pembayaran berbasis kinerja.

United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) mengklaim, carbon pricing merupakan strategi efektif untuk mitigasi perubahan iklim. Saat ini ada kesan perdagangan karbon ini menjadi beban bagi pelaku usaha. Padahal, faktanya, perusahaan global yang berhasil menjual kredit karbon juga bisa mendapatkan ”cuan” berlimpah.

Belajar dari EU ETS

Sistem Perdagangan Emisi Uni Eropa (European Union Emission Trading System/EU ETS) merupakan mekanisme cap and trade yang berlaku di Uni Eropa sejak 2005. EU ETS adalah salah satu perintis pasar karbon kepatuhan (compliance carbon market/CCM) dan kini menjadi yang terbesar di dunia dari segi nilai (value).

Reuters (2023) menyebut nilai kapitalisasi pasar EU ETS di akhir 2022 mencapai €751 miliar euro atau sekitar Rp 12.490 triliun. EU ETS mendominasi 87 persen pasar karbon global. Jika dibandingkan tahun 2018, kenaikan kapitalisasi pasar EU ETS mencapai 365 persen.

Nilai tersebut diperkirakan terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penerbitan kredit karbon (carbon credit issuance). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah proyek hijau (green project) semakin bertambah, regulasi makin ketat, perusahaan yang peduli pada lingkungan meningkat, dan sektor berbasis energi yang menimbulkan polusi (brown energy-based sector) terus bertransisi.

Dalam carbon pricing setidaknya terdapat tiga strategi utama dalam upaya dekarbonisasi, yakni perdagangan karbon, pajak karbon, dan pembayaran berbasis kinerja.

Di level perusahaan, studi dari University of Cambridge (2015) menunjukkan, dalam sepuluh tahun sejak dibentuk, EU ETS telah mendorong perusahaan semakin inovatif. Inovasi yang dilakukan tidak hanya berada dalam tataran inovasi teknologi rendah karbon, tetapi juga kreativitas dalam menangkap peluang di pasar karbon.

Awalnya, perusahaan akan dipaksa untuk memenuhi target penurunan emisi melalui regulasi EU ETS. Seiring waktu, mereka akan berinovasi menciptakan teknologi yang lebih baik dan ramah lingkungan.

Bahkan, bagi perusahaan yang lebih agresif dalam bertransisi, mereka mempunyai peluang menjual kredit karbon kepada perusahaan lain.

Studi kasus di beberapa perusahaan global menunjukkan bahwa keuntungan penjualan kredit karbon ini nilainya tidak bisa dianggap remeh. Tesla merupakan salah satu perusahaan yang berhasil meraup keuntungan jumbo. Dalam konteks kolektif, semakin banyak perusahaan yang mampu menjual kredit karbon, semakin stabil dan murah pula harga yang terbentuk di pasar sehingga stabilitas harga cukup terjaga.

Selain CCM, mekanisme yang juga populer dalam perdagangan karbon adalah pasar sukarela (voluntary carbon market/VCM). Nilai kapitalisasi VCM masih di bawah CCM, tapi pergerakannya eksponensial.

https://cdn-assetd.kompas.id/ooQmcQJJoEI95FNk8icu_xeqkaE=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F27%2F71728895-898e-4813-b782-e55618cade8a_jpg.jpg

Morgan Stanley (2023) mengklaim nilai global VCM tahun 2022 mencapai 2 miliar dollar AS. Nilai itu naik empat kali lipat dari tahun 2020 (BCG, 2023). Morgan Stanley bahkan memprediksi nilai tersebut akan melonjak menjadi 250 miliar dollar AS pada 2050.

Berbeda dengan CCM, seperti EU ETS, VCM tidak mengikat perusahaan. Perusahaan secara sukarela terlibat aktif dalam mekanisme pasar karbon. Perusahaan yang akan menjual kredit karbon perlu mendapatkan sertifikasi dari provider yang telah diakui oleh bursa karbon di sebuah negara.

Kredit karbon Tesla

Siapa yang tak tahu Tesla. Tesla dikenal sebagai perusahaan otomotif yang fokus pada kendaraan listrik.

Sejatinya, Tesla tak hanya berjualan mobil. Tesla juga berjualan kredit karbon. Dalam laporan 2022, laba bersih Tesla 12,5 miliar dollar AS. Yang menarik, ada komponen revenues of which regulatory credits sebesar 1,78 miliar dollar AS.

Komponen ini adalah hasil penjualan kredit karbon kepada perusahaan otomotif lain berdasarkan regulasi California Air Resources Board. Artinya, 14,2 persen pendapatan bersih Tesla berasal dari kredit karbon.

Walaupun nilai penjualan kredit karbon tahun 2022 terlihat besar, persentasenya masih kecil terhadap laba bersih perusahaan. Berdasarkan dokumen 10K yang dilaporkan Tesla kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (US SEC), Tesla mencatatkan penjualan kredit karbon sebesar 1,47 miliar dollar AS pada 2021. Rasio penjualan kredit karbon terhadap laba bersih tahun 2021 menembus 25,5 persen, lebih besar dari tahun 2023.

Yang lebih mencengangkan, penjualan kredit karbon Tesla pada tahun 2020 dan 2019 masing-masing mencapai 1,58 miliar dollar AS dan 594 juta dollar AS. Sementara itu, laba tahun 2020 hanya 721 juta dollar AS dan rugi tahun 2021 sebesar 862 juta dollar AS juta.

Artinya, rasio penjualan kredit karbon terhadap laba Tesla sebesar 219 persen pada tahun 2020. Sementara penjualan kredit karbon juga mampu menyelamatkan Tesla dari kerugian mendalam tahun 2019.

Lalu, siapakah pembeli kredit karbon Tesla? Menurut data Sinbon (2023), Fiat Chrysler menjadi pembeli terbesarnya. Nilainya 2,4 miliar dollar AS dalam kurun 2019-2021.

Keseimbangan antara akselerasi dekarbonisasi ekonomi dan aktivitas dunia bisnis perlu dijaga.

Keseimbangan dekarbonisasi ekonomi

Studi kasus Tesla hanya satu dari banyak ide yang bisa dilakukan dunia bisnis untuk mengambil peluang perdagangan karbon, sekaligus berkontribusi pada mitigasi bahaya perubahan iklim. Apalagi, kita juga sudah mempunyai komitmen untuk menurunkan emisi melalui nationally determined contribution (NDC).

Tujuan utama perdagangan karbon adalah dekarbonisasi ekonomi. Namun, business is business. Keseimbangan antara akselerasi dekarbonisasi ekonomi dan aktivitas dunia bisnis perlu dijaga. Akselerasi yang tak mulus akan menciptakan disrupsi baru berupa risiko transisi (transition risk).

Pembentukan bursa karbon diharapkan menjadi akselerator dekarbonisasi ekonomi yang tidak bisa dilakukan dalam ”sistem kebut semalam”.

Semua elemen perlu bergerak mulai dari sekarang untuk bertransisi demi Indonesia yang lebih hijau.

Rezza F Prisandy Kandidat PhD, University of Manchester, Inggris; Ketua Klaster Perubahan Iklim Doctrine UK

Adblock test (Why?)



"bisnis" - Google Berita
September 11, 2023 at 05:31AM
https://ift.tt/RWyFX1f

Bisnis Perdagangan Karbon - kompas.id
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/tCG5YbH
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bisnis Perdagangan Karbon - kompas.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.