Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan lockdown atau karantina wilayahnya di tengah upaya penanganan kasus Covid-19, seperti Amerika Serikat, Malaysia, Italia, India dan Perancis.
Alasan beberapa negara tersebut pun beragam dalam melonggarkan kebijakan lockdown. Beberapa negara seperti Malaysia danPerancis berhasil menurunkan jumlah kasus baru virus corona sehingga pelonggaran lockdown jadi pilihan. Di sisi lain, pelonggaran lockdown dinilai menjadi solusi untuk menggenjot lagi perekonomian nasional
Sementara itu, Amerika Serikat dan India juga mulai melonggarkan kebijakan lockdown meskipun kasus baru positif corona masih terus bertambah. Dalihnya untuk mengurangi tekanan ekonomi dari kebijakan lockdown.
Sebelumnya Menko Polhukam Mahfud MD menyebutkan bahwa pemerintah tengah memikirkan relaksasi atau pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Langkah itu dilakukan sebagai tanggapan atas keluhan masyarakat yang tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas, terutama ekonomi, saat pemberlakukan PSBB.
Menanggapi hal tersebut, Ekonom dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya mengatakan berbagai upaya dari negara lain dapat menjadi referensi untuk Indonesia dalam menangani pandemi dan melakukan pemulihan ekonomi. Namun, hanya ada beberapa negara yang bisa dijadikan acuan bagi RI.
“India yang terburu-buru dan minim persiapan dalam lockdown jangan dijadikan contoh. [Namun], Malaysia bisa jadi referensi. [Pemerintah] perlu pastikan masyarakat yang high risk sudah di tes. Jangan sampai penurunan kasus positif baru, justru karena tes yang kurang tepat sasaran dan kurang masal. Apalagi rasio tes per penduduk di Indonesia masih sangat rendah,” terangnya, Rabu (6/5/2020)
Berly pun menegaskan bahwa saat ini tidak ada pilihan untuk memprioritaskan salah satu aspek antara kesehatan dan ekonomi dalam menghadapi dampak Covid-19. Menurutnya, kesehatan dan ekonomi adalah poin yang tidak dapat dipisahkan.
“False choice antara ekonomi atau kesehatan. Bukan pilihan. Setelah sisi kesehatan pulih dari wabah Covid-19 maka, negara itu bisa beraktifitas ekonomi lagi. Kalau banyak yang sakit dan mati bagaimana ekonomi bisa bangkit,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Bidang Industri dan Manufaktur Kamar Dagang dan Industri Johnny Darmawan pun melihat bahwa penetapan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak baik bagi kegiatan perekonomian.
Namun, dia mengatakan bahwa penerapan relaksasi dapat dilakukan apabila indikasi pandemi covid-19 sudah mulai melandai. Menurutnya, bila masyarakat yang terpapar masih tergolong tinggi, ada baiknya pemerintah mempertimbangkan dengan matang untuk melaksanakan hal tersebut.
“Dampak ekonomi bagus bila ada relaksasi karena kita memulai lebih awal untuk pemulihan. [Dengan relaksasi] paling sedikit kita bisa menjaga domestik, sehingga mengurangi yang namanya mati suri, ekonomi akan berjalan dan perlahan akan membaik, tetapi perlu dilakukan setelah indikasi [Covid-19] sudah menurun dan melandai,” terangnya saat dihubungi Bisnis.
Menurutnya, relaksasi memang di perlukan karena memang ada beberapa perusahaan yang sebenarnya perlu kembali beroperasi, tetapi terkendala dengan adanya PSBB sehingga proses kinerja tidak berjalan mulus.
Dia melihat bahwa relaksasi merupakan jalan tengah yang diambil pemerintah ditengah dua kepentingan yang tengah dihadapi. Pertama, PSBB untuk mengetahui indikasi masyarakat yang terpapar covid-19 dan di lain pihak terdapat bisnis yang tetap harus berjalan.
Ayo, ikut membantu donasi sekarang! Klik Di Sini untuk info lebih lengkapnya.
"bisnis" - Google Berita
May 06, 2020 at 05:47PM
https://ift.tt/2WcNeCR
Sejumlah Negara Longgarkan Lockdown, Indonesia Perlu Mencontoh? - Bisnis.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sejumlah Negara Longgarkan Lockdown, Indonesia Perlu Mencontoh? - Bisnis.com"
Post a Comment