LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Di tengah pandemi saat ini, banyak orang yang mulai merintis bisnis online untuk menambah penghasilan mereka. Salah satu jenis bisnis yang tengah diminati adalah, menjadi seorang dropshipper dari para produsen atau pemilik toko.
Transaksi yang mudah serta modal yang minim, menjadi alasan utama mengapa bisnis ini kian diminati banyak orang. Permintaan menjadi dropshipper pun kian meningkat setelah wabah virus corona merebak di Indonesia.
Meskipun demikian, sebenarnya sistem penjualan dropshipper sudah menjadi tren sejak beberapa tahun lalu.
Salah satu pelaku usaha yang telah cukup lama berkecimpung di dunia dropshipper adalah Febri Retno Wulansari (23). Febri, telah merintis usahanya itu sejak duduk di bangku kuliah semester tiga, tepatnya pada 2017 lalu.
Sama seperti kebanyakan orang, alasan utama Febri memilih jenis usaha ini adalah, karena modal awalnya yang minim. Pada mulanya, Febri tertarik menjadi dropshipper karena ingin menambah uang jajan selama kuliah. Tak disangka, bisnisnya itu terus berjalan hingga saat ini, ketika Febri sudah memiliki pekerjaan tetap.
“Soalnya kalau misalnya dropshipper itu kan kita gak produksi sendiri ya, jadi modalnya juga kita gak gede gak harus nge-modal kayak kalau perusahaan manufaktur, kan itu modalnya gede banget. Kalau dulu sih waktu aku kuliah kan modalnya juga terbatas karena dropship juga, jadi setelah orangnya transfer terus kita beliin si barangnya, jadi kita gak harus modal dulu. Intinya gitu,” ucap Febri kepada Ayobandung.com, Kamis (7/5/2020).
Produk yang Febri jual, merupakan produk fesyen wanita seperti baju dan celana. Menurutnya, menjual produk fesyen wanita itu memiliki peluang besar untuk menuai keuntungan, sebab dia sendiri sebagai wanita juga sangat senang berbelanja.
“Cewe sendiri kan suka sama yang namanya belanja, apalagi kayak baju celana ya pokoknya cewe tuh paling sering belanja pengen ganti-ganti baju kayak suka cepet ngerasa bosen, jadi mungkin kalau fesyen cewe itu lebih tinggi konsumennya. peluang usahanya lebih tinggi lah,” ungkapnya.
Dari hasil jerih payahnya menjadi dropshipper, Febri berhasil menabung dan membeli banyak barang dengan keringatnya sendiri, mulai dari gadget hingga keperluan sehari-hari.
“Lama-lama buat uang jajan, sampe waktu itu lagi puncak-puncaknya banyak orderan tuh sampe bisa nabungnya lumayan, sampe bisa beli hp baru, sampe bisa belanja, pokoknya lumayan banget,” kata Febri.
Begitu pun di kondisi saat ini, ketika pandemi, di mana Febri pun sudah tidak lagi menerima gaji utuh dari perusahaannya. Penghasilannya sebagai dropshipper sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tantangan Menjadi Dropshipper di Tengah Pandemi
Febri mengungkapkan, sejak sebulan ke belakang, tepatnya ketika wabah virus corona kian merebak di Indonesia, dia merasa makin kesulitan mendapatkan stok barang yang dibutuhkan. Sebab, produsennya sudah tidak lagi memproduksi barang dalam jumlah besar, karena keterbatasan bahan baku dan kekurangan penjahit.
“Kalau aku ngerasa sih, karena kan banyak tuh yang dropship ke produsen fesyen yang aku ambil barangnya. Jadi sekarang tuah karena lagi pandmei gini kan si produsen tuh gak banyak nge-produksi, penjahitnya juga pada pulang kampung. Jadi stoknya tuh emang terbatas,” ujar Febri.
“Setelah ada yang order di Shopee, beberapa kali ini sih jadi dia tuh udah bayar, tapi pas yang aku orderin tuh yang sebelumnya stoknya ada, cepet banget abisnya, dalam waktu beberapa jam aja tiba-tiba stoknya udah abis. Dan itu kalau produksi juga belum tau juga karena penjahitnya dipulangin, pulang kampung paling udah lebaran,” lanjutnya.
Selain itu, kesulitan lain yang dihadapi Febri adalah semakin ketatnya persaingan. Selama pandemi, semakin banyak orang yang menjadi dropshipper di produsennya. Kondisi ini, membuat Febri harus rebutan stok barang dengan dropshipper lain. Terlebih, stok dari produsin pun terbatas, ini membuat Febri kerap kehilangan konsumen.
“Dan karena banyak yang dropship ke situ juga, ngambil barang ke situ, jadi harus rebutan gitu, karena sekarang tuh stoknya dikit. Kalau orangnya gak mau ganti produknya ya paling orang itu cancel, bisa jadi itu juga ngurangin pendapatan bulanan,” terangnya.
Untuk menyiasati turunnya omzet, Febri tak pernah absen menjalankan sejumlah strategi promosi di akun media sosial bisnis daringnya. Mulai dari mengadakan give away, voucher belanja, hingga menggunakan iklan berbayar di Facebook dan Instagram.
“Aku jg pernah pake ads di Facebook dan Instagram, ads yang berbayar jadi di situ kita promosi nanti bakal masuk ke instagram orang-orang, yanf tertarik bakal ngeklik si Instagram kita masuk ke profile instagram online shop aku, itu juga sebagai promosi buat narik calon konsumen,” pungkasnya.
"bisnis" - Google Berita
May 07, 2020 at 06:40PM
https://ift.tt/3cdE91V
Tantangan Bisnis Dropshipper Selama Pandemi, Persaingan Ketat Hingga Stok Barang Terbatas - ayobandung.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tantangan Bisnis Dropshipper Selama Pandemi, Persaingan Ketat Hingga Stok Barang Terbatas - ayobandung.com"
Post a Comment