Search

Kiat Bisnis Freight Forwarding Agar Bisa Bertahan di Tengah Pandemi - Suara.com

Suara.com - Hingga saat ini biaya logistik bagi suatu perusahaan merupakan faktor penentu yang memengaruhi harga jual dari suatu produk.  Sedangkan bagi suatu negara hal itu akan memengaruhi pasar ekspor serta impor.

Biaya logistik di Indonesia masih sangat mahal sebesar 24 persen dari PDB jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN seperti Singapur yang sudah mencapai 8 persen dari PDB.

Menurut Roland Permana selaku Founder dan CEO Zonasea pada acara Webinar yang diselenggarakan oleh Logistic Today & Smart Logistics, yang menjadi penyebab biaya logistik meninggi salah satunya karena cargo imbalance.

Saat ini pulau Jawa masih menjadi pusat dari pertumbuhan ekonomi, sehingga mengakibatkan inefisiensi pada transportasi laut karena kekurangan jumlah muatan balik dari wilayah atau daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang masih rendah terutama pada wilayah timur Indonesia.

Baca Juga: Menperin Dorong Toyota Realisasikan Ekspor Mobil ke Australia

Dalam mewujudkan pemerataan pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah, sekaligus mengurangi disparitas harga, pemerintah melalui program Tol Laut dengan konsep Ship Promote the Trade, menyiapkan kapal dan menciptakan jalur pelayaran ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) demi menjaga ketersediaan barang dan menjamin kelangsungan pelayanan angkutan muatan serta penumpang.

Zonasea merupakan sebuah platform marketplace yang dapat menghubungkan pemilik kapal dengan pemilik muatan, yang umumnya berfokus pada angkutan curah, break bulk, angkutan cair, dan angkutan kimia melalui digital atau secara online.

“Kami berharap dengan adanya Zonasea, pemilik kapal juga dapat mengisi kekosongan untuk perjalanan pulangnya sehingga dari pihak pemilik kargo bisa mendapatkan biaya pengangkutan yang lebih murah daripada biasanya. Dengan platform ini, perusahaan kapal tidak hanya fokus melayani hanya satu komoditas saja namun juga pada komoditas lainnya” ujar Roland Permana dalam keterangannya Sabtu, (13/3/2021). 

Masa pandemi Corona saat ini, juga memaksa pemerintah dan banyak perusahaan mempercepat proses transformasi digital yang selama ini berjalan lambat atau bahkan belum dijalankan sama sekali.

Salah satunya adalah dengan program National Logistics Ecosystem (NLE), yang merupakan platform yang menyelaraskan sistem informasi antara instansi pemerintah dengan swasta untuk simplikasi dan sinkronisasi arus informasi sejak kedatangan kapal hingga barang tiba di gudang, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik nasional.

Baca Juga: Said Didu Semprot Moeldoko dan Prabowo: Setop Jual Nama Petani

Pada acara webinar ini Roland Permana juga menyinggung bahwa industri maritim juga harus peka dalam menghadapi teknologi disruptif yang akan mengganggu atau bahkan merusak pasar yang sudah ada terutama di bisnis freight forwarder.

“Freight forwarder tidak dapat dihilangkan tapi bisa digantikan oleh aplikasi digital. Aplikasi yang memungkinkan pelanggan untuk mencari penyedia transportasi yang paling murah, melacak keberadaan barang secara real time, memperkirakan waktu tiba, dan juga terhubung langsung dengan instansi yang terkait melalui NLE.” Ujarnya.

Teknologi juga dapat membuat pengiriman barang lebih mudah diakses oleh bisnis kecil, membuka perdagangan global bagi UKM yang sebelumnya harus berjuang untuk bersaing dengan pemain yang lebih besar.

Let's block ads! (Why?)



"bisnis" - Google Berita
March 13, 2021 at 09:35PM
https://ift.tt/2OmmG0Q

Kiat Bisnis Freight Forwarding Agar Bisa Bertahan di Tengah Pandemi - Suara.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kiat Bisnis Freight Forwarding Agar Bisa Bertahan di Tengah Pandemi - Suara.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.