Reporter: Dimas Andi, Vina Elvira | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bisnis seputar penanggulangan wabah Covid-19 mulai bergerak terbatas. Hal ini seiring dengan tren kasus Covid-19 yang semakin melandai. Permintaan gas medis, obat-obatan, hingga alat tes PCR menurun.
Presiden Direktur PT Hexpharm Jaya Laboratories, Mulia Lie mengaku, ada penurunan penjualan pada produk terkait Covid-19 seiring dengan meredanya penyebaran korona di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di bulan September.
Produk yang mengalami penurunan penjualan, misalnya obat antivirus, sedangkan tren penjualan produk multivitamin masih ositif dan tidak terdampak signifikan oleh penurunan kasus Covid-19.
“Kinerja Hexpharm juga tidak begitu terdampak karena kontribusi produk terkait Covid-19 tidak terlalu besar terhadap total penjualan,” ungkap Mulia, Minggu (26/9).
Terlepas dari itu, anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) ini tetap berupaya mengantisipasi ketersediaan stok produk obat terkait Covid-19. Biar bagaimanapun, ancaman gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia muncul sewaktu-waktu.
“Stok produk Covid-19 masih dijaga dan disesuaikan untuk antisipasi kenaikan kasus saat gelombang ketiga,” imbuh dia.
Hexpharm juga selalu menjaga stok produk multivitamin termasuk produk obat terkait penyakit degeneratif seperti hipertensi, kolesterol, atau diabetes. Hal ini lantaran produk tersebut pemakaiannya bisa dilakukan secara rutin sepanjang waktu.
Direktur Utama PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), Rachmat Harsono juga melihat, situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air mulai berangsur membaik pada September. Alhasil, AGII bisa kembali menyuplai gas untuk kebutuhan industri secara normal. “Aktivitas industri sudah kembali normal sejak akhir Agustus lalu,” imbuh dia kepada KONTAN, kemarin.
AGII mulai merasakan peningkatan kembali permintaan gas dari sektor infrastruktur dan barang konsumsi. Harapannya, permintaan dari kedua sektor ini terus stabil sampai akhir tahun.
Aneka Gas sempat mencatatkan kenaikan permintaan produk gas untuk sektor medis sekitar 50% usai libur Lebaran Idul Fitri lalu. Kenaikan permintaan umumnya berasal dari rumah sakit yang berada di zona merah atau memiliki level bed occupancy rate (BOR) yang tinggi.
Sejauh ini, AGII belum merevisi proyeksi kinerja di sisa tahun ini seiring adanya penurunan kebutuhan gas di sektor medis. Namun Rachmat memperkirakan kinerja di tahun ini bisa melampaui ekspektasi manajemen maupun analis. AGII menargetkan pertumbuhan pendapatan 2-2,5 kali dari pertumbuhan PDB Indonesia.
Kinerja AGII tahun ini cukup dipengaruhi oleh pergerakan industri manufaktur dan kesehatan. Terlebih lagi, pandemi Covid-19 masih berlangsung di dunia dan belum ada yang bisa memastikan kapan berakhir. “Artinya kebutuhan oksigen medis akan tetap ada,” ucap Rahmat.
Direktur PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), Aristo Sungkono Setiawidjaja menyatakan, permintaan tes PCR di bulan Agustus menurun lebih dari 50% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Perkembangan bisnis layanan tes PCR memang mengikuti siklus pandemi. Ketika kasus Covid-19 melandai, permintaan tes PCR oleh masyarakat ikut terpengaruh, begitu pun sebaliknya. "Layanan tes PCR akan mengikuti siklus pandemi. Jika tingkat infeksi meningkat, akan banyak penduduk yang melakukan tes," ujar Aristo, belum lama ini.
Ini Artikel Spesial
"bisnis" - Google Berita
September 27, 2021 at 06:00AM
https://ift.tt/3EU97uR
Bisnis Covid-19 Mengekor Tren Kasus Positif - Insight Kontan
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bisnis Covid-19 Mengekor Tren Kasus Positif - Insight Kontan"
Post a Comment