Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kolaborasi antara pelaku usaha hulu dan hilir dalam membangun ketahanan pangan nasional mendesak dilakukan saat ini. Pasalnya, kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang kian meningkat membutuhkan pasokan pangan yang stabil dan berkualitas.
Program Initiator Diplomat Success Challenge (DSC) 12, Edric Chandra, dalam keterangan tertulis, Rabu (29/9), mengatakan, pihaknya terus mendorong para wirausahawan terus mengembangkan usaha mereka. Salah satunya untuk mendukung ketahanan pangan. Sebab untuk memenuhi ketahanan pangan diperlukan potensi sumber daya manusia yang optimal dalam memaksimalkan potensi tersebut.
Sudah jamak ditemukan, banyak generasi muda yang tidak tertarik pada dunia pertanian, peternakan dan perikanan. Ini menjadi persoalan krusial sebab kebutuhan pangan yang terus naik tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah dan kualitas produsen, utamanya dari generasi muda.
Terkait hal itu, Wismilak Foundation, menggelar DSC 12, sebuah kompetisi wirausaha untuk mendorong terbangunnya kesadaran generasi muda agar membangun bisnis rintisan melalui misi sociopreneur. Bahkan untuk tujuan itu, digelar webinar besama MarkPlus Institute yang bertajuk "Building Impactful Business in Farming& Fisheries Sector".
Baca Juga: Bangun kewirausahaan di kalangan Nahdliyin, DSC gelar rangkaian webinar
Dalam seminar itu, Dalu Nuzlul Kirom, founder & CEO Ternakesia, Utari Octaviany, Co-founder & CSO Aruna, dan Ahmed Tessario (Founder & CEO Sirtanio Organik) yang merupakan alumni DSC 2015 berbagi insight tentang bagaimana membangun bisnis yang berdampak sosial di sektor peternakan, perikanan dan pertanian.
Utari Octavianty bersama kedua rekannya, Indraka Fadhlilah dan Farid Naufal Aslam mendirikan Aruna. Sebuah bisnis rintisan bidang perikanan dalam merevolusi ekosistem perdagangan hasil laut dengan teknologi.
Dengan platform Aruna, supply chain dapat lebih ringkas karena transaksi pembelian ikan terjadi secara langsung antara nelayan atau pembudidaya ikan dengan konsumen, tanpa melalui jalur tengkulak. Nelayan mendapatkan harga jual yang layak, konsumen pun mendapatkan kebutuhan ikan dengan harga yang masuk akal.
Karena sebagian besar nelayan tidak begitu memahami perkembangan teknologi fitur pada smartphone, Aruna menghadapi tantangan saat mensosialisasikan teknologi baru yang ditawarkan aplikasi Aruna ke kelompok nelayan.
Baca Juga: Kaum milenial mendominasi kompetisi kewirausahaan Diplomat Success Challenge
Di sinilah peran wirausaha muda dalam turut berkontribusi mengedukasi sebagian besar kelompok nelayan dalam adaptasi transformasi teknologi.
Aruna pun membawa pilot project yang telah berhasil dilakukan pada kelompok nelayan tempat asal Utari dibesarkan, sebagai bukti konkrit adaptasi transformasi teknologi ini pun berdaya guna bagi dan mudah digunakan oleh nelayan.
Selain itu, Aruna pun membentuk local heroes yang membantu nelayan setempat untuk memantau dan mengoperasikan Aruna.
Utari Octaviany, Co-founder & CSO Aruna, membangun bisnis bisnis rintisan Aruna yang tidak hanya menciptakan inovasi dalam bentuk teknologi, tapi juga ekosistem antara nelayan/pembudidaya ikan dan konsumen.
"bisnis" - Google Berita
September 29, 2021 at 06:13PM
https://ift.tt/3kT1AV1
Upaya mendorong pengusaha muda masuk bisnis pertanian, peternakan dan perikanan - Peluang Usaha Kontan
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Upaya mendorong pengusaha muda masuk bisnis pertanian, peternakan dan perikanan - Peluang Usaha Kontan"
Post a Comment