Bali terkenal sebagai daerah yang kental akan budaya dan kearifan lokalnya. Lewat kearifan lokal di Pulau Dewata ini, pemuda asli Bali, I Ketut Sumayana, berhasil mengembangkannya menjadi buah karya yang bermanfaat untuk banyak orang.
Buah karya ini ia lahirkan melalui Bali Pure, bisnisnya yang memproduksi berbagai produk organik. Perjalanannya pun tidak lah mudah. Selama delapan tahun, Ketut bekerja keras untuk mengembangkan bisnisnya itu hingga kini berhasil membangun pabrik sendiri.
Ketut bercerita, usahanya itu bermula di garasi mobil pinjaman yang ia jadikan sebagai tempat produksi barangnya. Ketut memulai bisnis ini di Desa Sembiran, Buleleng, Bali. Wilayah tersebut dipenuhi dengan perkebunan kelapa.
Biasanya, kelapa-kelapa hasil panen dijual dengan harga murah karena tidak diolah. Hal ini membuat ia berpikir untuk membuat terobosan sehingga bisa meningkatkan pendapatan para petani kelapa di wilayahnya.
"Saya lihat, penghasilan petani kelapa itu kurang. Jadi saya inisiasi bikin minyak kelapa murni, virgin coconut oil. Dari modal Rp 300.000, produksi di garasi mobil rumah teman yang kami pinjam," kata Ketut dalam keterangannya, Selasa (29/8/2023).
Pada tahun pertamanya, produksi VCO Bali Pure dijual di berbagai toko yang ada di Seminyak, Kuta, dan Canggu. Bukan awal perjuangan yang mudah karena ia harus berhadapan dengan banyak penolakan saat menawarkannya ke sejumlah resort. Pada kala itu, mereknya belum dikenal dan masih dengan kemasan sederhana.
"Dalam enam bulan pertama baru menghasilkan sekitar Rp 3,8 juta. Ada kecewa, tapi saya tidak putus asa. Tuhan masih menghendaki saya melanjutkan bisnis ini. Lama kelamaan omzet naik. Ini makin bikin saya semangat," ujarnya.
Akhirnya, pada 2018 hasil penjualannya semakin meningkat sehingga Ketut bisa membeli lahan seluas 20 are yang kini menjadi lokasi dari pabriknya saat ini. Namun, proses pembangunan pun tak berjalan mulus, karena dunia dihantam pandemi Covid-19. Pembangunan pabrik yang dihentikan pada 2020, dilanjutkan kembali pada 2021, dan telah beroperasi hingga saat ini.
Produk-produk Bali Pure kini diproduksi di sebuah pabrik dengan luas 168 meter persegi yang berlokasi di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Selain produk dari minyak kelapa, Bali Pure juga melakukan pengembangan dengan memproduksi minyak kemiri, serbuk daun kelor, jamu kunyit, hingga jamu jahe merah. Terus berkembang, pada 2024, Ketut berencana memproduksi minyak atsiri.
"Dan sekarang Bali Pure seperti minyak VCO sudah legalisasi izin edar BPOM. Empat bulan lalu, keluar izin BPOM untuk kosmetik golongan B. Jadi, kami juga membuat produksi seperti sabun dan massage oil dari VCO yang kami jual ke spa-spa di Bali," jelasnya.
Ketut mengatakan, perkembangan usahanya itu tak terlepas dari peran Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Lewat program pemberdayaan yang digagas PT HM Sampoerna Tbk itu, ia mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam Wellness Food Japan 2023 di Tokyo Big Sight, Jepang awal Agustus 2023.
"Sebelum bergabung SETC kami tidak ada apa-apanya. Mesin produksi tidak punya, peralatan minim. Berkat SETC yang aktif memberikan pembinaan, edukasi, dan dukungan pada UMKM terutama di berbagai pameran lokal, sangat menaikkan branding kami, hingga penjualan meningkat, kami bisa bangun pabrik produksi sendiri. Dan sekarang, kalau bukan karena SETC, kami tidak akan pernah dapat kesempatan ikut pameran internasional di Jepang," kata Ketut.
Bisnis ini dijalankannya juga bukan semata berorientasi keuntungan, tetapi juga mengusung orientasi sosial. Melalui keuntungan bisnisnya, Ketut telah membantu biaya sekolah 18 anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. Anak-anak ini ada yang sudah lulus SMA dan perguruan tinggi. Ke depannya, ia berharap bisnis ini terus akan berkelanjutan agar bisa terus memajukan para petani. Kata Ketut, hati dan jiwanya untuk para petani.
"Kami support 100 persen dari CSR yang kami keluarkan. Selain itu, kami juga melakukan pembagian sembako kepada masyarakat kurang mampu, biasanya setiap enam bulan sekali. Sekarang, saya juga sedang menggagas sumbangan ke desa adat, untuk menjaga kelestarian adat istiadat di desa. Alasannya, karena desa adat penting menyeimbangkan kultur yang ada di desa kami," jelasnya.
Lebih jauh lagi, Ketut memiliki cita-cita agar produk Bali Pure bisa diekspor hingga ke luar negeri. Oleh karena itu, ia menargetkan kelak di masa depan ia bisa mengekspor satu kontainer produk setiap bulannya. Ia pun sudah memperhitungkannya dengan matang. Ia yakin, impiannya bisa tercapai.
"Ini tantangan besar. Saat ini, produksi kami baru 1,2 ton. Sementara 1 kontainer itu 12 ton. Jadi, masih PR 10 ton. Untuk kapasitas itu, kami harus memenuhi beberapa syarat, misalnya sertifikasi ISO (The International Organization for Standardization), sertifikasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points)," ujarnya.
(shc/ara)"bisnis" - Google Berita
August 29, 2023 at 06:45PM
https://ift.tt/lzUCT8S
Berawal dari Garasi, Pria Ini Bangun Bisnis VCO hingga Punya Pabrik - detikFinance
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/j36iT1A
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berawal dari Garasi, Pria Ini Bangun Bisnis VCO hingga Punya Pabrik - detikFinance"
Post a Comment