/data/photo/2019/08/15/5d55167cb5723.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat performa sebagian besar industri menurun. Meski tak sedikit juga yang bisa memanfaatkan peluang sehingga berhasil tumbuh di masa krisis.
Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya mengatakan, apapun kondisinya, baik tumbuh positif maupun negatif, setiap bisnis harus bersiap menghadapi masa pasca pandemi atau post Covid-19. Terutama di kuartal IV-2020, dan lebih jauh lagi di tahun 2021.
"Ada yang turun tapi ada juga yang tumbuh. Namun tetap harus ada rencana yang diaktualisasikan. Kapan? Sekarang ini, di kuartal keempat 2020. Inilah momentum tepat untuk merealisasikan rencana yang sudah dibuat dari kuartal dua dan tiga," ujarnya webinar Post-Normal Agenda: 2021 & Beyond, Selasa (6/10/2020) malam.
Baca juga: September 2020, Cadangan Devisa RI Turun 1,8 Miliar Dollar AS
Menurutnya, cukup dua strategi saja agar bisnis bertahan dan tumbuh, yaitu near cash 2020 dan near future 2021. Near cash artinya memaksimalkan pendapatan (revenue), terutama di kuartal IV-2020.
Hal itu nantinya menjadi amunisi pada strategi near future di 2021, yang harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk bangkit kembali post Covid-19.
"Maksimalkan pemasukan di akhir tahun. Carilah kesempatan sebanyak-banyaknya. Agar masuk 2021 atau near future, kita punya modal untuk rebound. Harus digas dan jangan ikut pesimis. Selalu optimis," kata Hermawan.
Ia melihat ada dua perbedaan mendasar pada tahun 2020 dan 2021. Di tahun 2020 ketika pandemi mulai merebak, masyarakat lebih memiliki perasaan takut (fear).
Baca juga: Digitalisasi Penting, tetapi Jangan Lupakan Pelatihan SDM
Namun di 2021, masyarakat justru akan lebih memiliki harapan (hope), yakni bahwa di masa depan pandemi mulai perlahan hilang dan semua aspek termasuk ekonomi membaik.
Perbedaan lainnya adalah di tahun 2020 pemerintah banyak menggelontorkan bantuan termasuk untuk pengusaha. Supply side pun banyak di dorong agar bisnis lokal tidak mati.
Sementara di 2021 harus mulai pemulihan dengan meningkatkan demand side. Hermawan melihat peluang tersebut karena diprediksi masyarakat akan mulai membelanjakan uang mereka kembali, atau ada peningkatan consumer spending.
Termasuk tahun 2020 yang disebut masa resesi, dirinya yakin, di 2021 akan mulai rebound. Sehingga masyarakat yang tadinya pesimis di 2020 akan mulai optimis memasuki 2021.
Baca juga: Anjlok Rp 18.000, Ini Rincian Harga Emas Antam Hari Ini
"Ini yang harus jadi peluang. Di masa fear bisnis masker melonjak, karena ketakutan masyarakat akan pandemi dilihat sebagai kesempatan. Nah, di 2021 jualah produk yang bernilai optimis, yang menunjukan harapan," paparnya.
Selain itu di tahun 2020 yang serba digital, mulai dari produk, jasa, sampai pertemuan kantoran, akan kembali beranjak offline. Platform online tidak akan hilang, namun masyarakat akan menggabungkannya dengan offline.
Satu hal lagi yang akan menjadi pembeda adalah market atau pasar yang mengalami deglobalisasi. Bila sebelum krisis perputaran produk dan jasa bisa sampai ke pasar yang luas termasuk ke luar negeri, kini menjelang 2021 akan lebih banyak pengusaha fokus kepada pasar lokal.
"Pandemi tidak akan selesai pada 31 Desember 2020, tapi saya yakin setiap pergantian tahun akan disambut optimis. Ingat kuncinya, near cash dan near future," tutup Hermawan.
Baca juga: Bisakah UU Cipta Kerja Jadi Karpet Merah untuk Investor?
"bisnis" - Google Berita
October 07, 2020 at 12:30PM
https://ift.tt/36DPiJB
Dua Kunci Agar Bisnis Kembali Rebound Setelah Pandemi - Kompas.com - Kompas.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dua Kunci Agar Bisnis Kembali Rebound Setelah Pandemi - Kompas.com - Kompas.com"
Post a Comment