Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Jasa Kurir, Ninja Xpress menggandeng mitra UMKM lewat Program AKSILERASI sebagai salah satu strategi membuat bisnis yang dijalankan mengalami scale up alias tumbuh berkembang dan menjadi perusahaan besar meski sedang diterpa krisis pandemi.
Program AKSILERASI ini diikuti oleh 20 UKM dari berbagai industri mulai dari pakaian, kebutuhan anak, hingga perlengkapan rumah. Berlangsung selama tiga bulan (22 September-22 Desember 2020).
Country Head Ninja Xpress Ignatius Eric Saputra menuturkan saat ini banyak pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) lokal yang masih berjuang untuk membawa produk dan jasa mereka agar diterima pasar, tentu saja tak lupa untuk membuat bisnis yang dijalankan mengalami scale up alias tumbuh berkembang dan menjadi perusahaan besar meski sedang diterpa krisis pandemi. Namun, saat ini masih banyak dari UKM yang kebingungan kapan waktu untuk scale up, atau khawatir bisnisnya terganggu bila ada investor baru masuk.
Menurutnya saat ini jasa kurir sebagai salah satu mitra pendorong UMKM memahami berbagai perubahan telah terjadi selama pandemi, termasuk pola perilaku pebisnis yang berubah dan bergeser. Kondisi itu menuntut pelaku UMKM untuk cepat tanggap dalam merespons perubahan.
"Salah satu pelajaran adalah memahami valuasi bisnis UMKM, agar para founder bisa mentransformasi usaha mereka lebih besar lagi. Inilah yang membuat kami berambisi menyediakan beraneka program dan fasilitas pemberdayaan untuk UMKM Indonesia agar membantu tidak hanya go digital tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi,"ujarnya melalui siaran pers, Minggu (1/11/2020).
Dalam salah satu materi di kelas Aksilerasi tersebut, pemilik usaha (founder) disarankan memahami visi dan misi usahanya sebelum meningkatkan derajat perusahaan menjadi lebih tinggi. Dia menganalogikan bahwa mencari investor selayaknya mencari jodoh. Sehingga penting untuk mendapatkan chemistry antara pemilik usaha dan investor barunya.
Selain itu, pemilik usaha harus memahami jenis investor mana yang tepat bagi perusahaan. Mulai dari angel investor, perusahaan investasi, venture capital atau perusahaan yang masih berelasi dengan produk yang dijual.
Tentunya pemilik usaha harus juga bijak memilih jenis investasi mana yang tepat dalam pengembangan bisnisnya. Baik itu berupa permodalan (equity financing) atau hanya dalam bentuk pinjaman (loan).
“Tak perlu beri saham ke investor bila ternyata kita hanya butuh pinjaman jangka pendek,” tambahnya.
Dengan demikian, founder harus berhati-hati dalam menentukan valuasi startup agar investor lebih yakin dan mantap untuk berinvestasi. Tunjukkan data finansial atau projection, lalu gunakan pendekatan apa saja untuk mendapatkan data tersebut. Dilanjutkan dengan laporan finansial dan laporan pajak. Setelah itu ada tahapan analisa industri (Industrial Analysis), analisa pasar (Market Analysis), pemetaan kompetitor (Competitor Mapping) dan terakhir founder and team.
Para founder pada dasarnya tak perlu khawatir untuk membuka bisnis sendiri bersama investor baru. Sebab dengan membangun bisnis bersama-sama maka dapat meningkatkan pertumbuhan usaha lebih cepat. Hanya saja para founder juga perlu jeli melihat kebutuhan perusahaan. Bila sifat kebutuhan dana bentuknya sementara (project based) maka opsi permodalan dalam bentuk pinjaman bisa jadi pilihan. Alhasil nilai saham yang dimiliki tak berubah.
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
logistikAyo, ikut membantu donasi sekarang! Klik Di Sini untuk info lebih lengkapnya.
"bisnis" - Google Berita
November 02, 2020 at 02:47AM
https://ift.tt/2HVU0rZ
Pacu Jasa Pengiriman, Ninja Xpress Mulai Lakukan Ini - Bisnis.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pacu Jasa Pengiriman, Ninja Xpress Mulai Lakukan Ini - Bisnis.com"
Post a Comment