Bisnis.com, JAKARTA - Penyediaan listrik di Tanah Air yang melibatkan korporasi asing hingga Bank Dunia dalam pendanaannya membawa kerumitan bagi PLN. Upaya mengurangi beban utang hingga renegosiasi harga jual listrik swasta harus berhadapan dengan kekuatan besar dunia itu termasuk negara-negara anggota G-7.
Persoalan menata ulang struktur biaya PLN itu menjadi laporan Bisnis Indonesia 1 Juli 1999 dengan tajuk 'Asing Tekan Pemerintah dalam Renegosiasi Listrik'.
Kendala kondisi politis ini disampaikan oleh Menneg PBUMN di hadapan komisi VII DPR RI. Disebutkan dalam edisi 20 tahun lalu itu, pemerintah menghadapi kendala politis, berupa tekanan dari Bank Dunia dan Anggota G-7 yang mengaitkan dengan kelangsungan pinjaman luar negeri dalam melakukan renegosiasi kontrak listrik swasta yang melibatkan pemain besar asing.
Tanri Abeng, Menteri PBUMN kala itu, proses renegosiasi kontrak listrik swasta yang melibatkan pemain besar asing ber-leverage tinggi dengan pemerintah di negeri masing-masing menyulitkan pemerintah mengambil keputusan.
"Dalam renegosiasi ini, kami mengalami tekanan cukup berat... semua menekan kita. Tapi yang jelas [renegosiasi kontrak] kita arahkan untuk mendapatkan fair price dan fair cost," ujar Tanri Abeng.
"bisnis" - Google Berita
July 01, 2021 at 09:58PM
https://ift.tt/3qGldAS
Historia Bisnis: PLN dan Tekanan Negara Pemberi Utang - Bisnis.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Historia Bisnis: PLN dan Tekanan Negara Pemberi Utang - Bisnis.com"
Post a Comment