Search

Di Era Digitaliasi, Perusahaan Dituntut Transformasi Bisnis - BeritaSatu

Jakarta, Beritasatu.com - Transformasi bisnis di era digitalisasi (disrupsi teknologi) dan pandemi Covid-19 menjadi suatu keharusan. Jika perusahaan tetap menjalankan pola lama, maka perannya menjadi tidak relevan, dan lambat laun akan mati. Hal itu terungkap webinar & virtual awarding: Indonesia Best Business Transformation dengan tema “Rahasia Sukses Transformasi Bisnis di Era Disrupsi” secara online yang digelar Majalah SWA bekerja sama dengan Swanetwork Rabu (4/8/2021).

Group Chief Editor SWA Kemal Effendi Gani mengatakan dalam menajalankan transformasi bisnis perusahaan berlaku one size does not fit all. "Desain program transformasi suatu perusahaan tak bisa begitu saja diterapkan di perusahaan lain," kata dia dalam keterangan tertulisnya Kamis (5/8/2021).

Dia mengatakan tantangan bisnis yang dihadapi masing-masing perusahaan beragam, apalagi bila industrinya berbeda. "Selain itu, ukuran bisnis dan kompleksitas perusahaan juga bervariasi," kata Kemal.

Acara webinar tersebut menghadirkan empat pembicara seperti CEO PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk ( (dulu PT Sierad Produce Tbk) Tommy Wattimena, Direktur Utama PT Elnusa Petrofin Harus Syahrudin, Direkur PT Pyridam Farma Tbk Yenfrino Gunadi dan Chief Digital Officer Allianz Life Indoesia MikeSutton.

Berdasarkan pemaparan para partisipan, ada beragam cara transformasi yang dipraktikkan. Pertama, mentransformasi model dan portofolio bisnis seperti produk yang ditawarkan, pelanggan, revenue utama, dan jenis lini bisnis. Kedua, mentransformasi struktur organisasi sesuai kebutuhan pasar. Ketiga, mentransformasi proses bisnis dan operasional perusahaan, yang umumnya diarahkan untuk efisiensi. Biasanya perusahaan memanfaatkan teknologi digital, misalnya teknologi otomasi, aneka aplikasi bisnis, atau kanal bisnis berbasis teknologi internet. Keempat, mentransformasi umber daya manusia (SDM) mencakup pola pikir (mindset) karyawan, serta penambahan skill baru (reskilling dan upskilling) sesuai model bisnis baru perusahaan.

CEO PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) Tommy Wattimena mengatakan tahun 2021, perusahaannya hampir bangkrut dengan kerugian ratusan miliar rupiah. Sejumlah tantangan dihadapi seperti tidak efisiennya produksi jagung yang menyebabkan pakan utama unggas mahal. Selain itu, pencatatan data dan manajemen bisnis unggas di Indonesia buruk, sehingga kalangan perbankan enggan masuk membiayai sektor ini. "Ke depan, industri poultry nasional juga akan menghadapi tantangan masuknya ayam impor, terutama dari Brasil, sebagai konsekuensi dari hasil sidang WTO. Inilah faktor-faktor mendorong kami melakukan transformasi, “ jelas dia.

Menurut Dirut PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, terjadi perubahan luar biasa di sisi eksternal yang berdampak pada kinerja bisnis Pegadaian. Di sisi lain, secara internal Pegadaian masih menghadapi sejumlah masalah, seperti praktik manajemen bisnis yang sebagian masih tradisional (manual dan paper-based), tergantung single channel (outlet), bunga pinjaman kurang fleksibel, teknologi belum up to date, dan budaya kerja cenderung pasif (menunggu nasabah datang). "Atas dasar tantangan itu, transformasi bisnis dilakukan," kata dia.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: BeritaSatu.com

Adblock test (Why?)



"bisnis" - Google Berita
August 05, 2021 at 02:59PM
https://ift.tt/3fxXxdO

Di Era Digitaliasi, Perusahaan Dituntut Transformasi Bisnis - BeritaSatu
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Di Era Digitaliasi, Perusahaan Dituntut Transformasi Bisnis - BeritaSatu"

Post a Comment

Powered by Blogger.