INDUSTRY.co.id - Jakarta - Ekosistem digital untuk usahawan mikro dan kecil , Qasir terus berfokus menyediakan solusi persoalan paling mendasar bagi pengguna di seluruh tanah air, yakni penguatan kapasitas bisnis lewat manajemen pencatatan.
Aplikasi POS Qasir dan Miqro dirancang untuk mewadahi semua kebutuhan pencatatan usahawan, mulai dari mencatat stok, mencatat kasbon, pembelian, penjualan, sampai ke sistem pembayaran nontunai. Upaya tersebutpun mendapat apresiasi dari para penggunanya.
CEO Qasir, Michael Williem mengatakan, keterlambatan dalam memprediksi perkembangan bentuk kompetisi di masa mendatang tanpa disadari dapat menjadi penyebab usahawan mikro dan kecil sulit berkembang. Apa lagi, bisnis yang sudah berjalan lama sering dianggap aman dari ancaman persaingan usaha.
"Padahal bisa jadi, di masanya mungkin pemain masih sedikit, produk masih eksklusif, serta lokasi masih strategis. Sayangnya, di era modernisasi dan ekonomi digital seperti saat ini, ketiga faktor di atas bukan lagi penentu sebuah usaha bisa bertahan," kata Michael.
Menurutnya, usahawan mikro dan kecil menjamur karena kemudahan memasuki dunia usaha, namun yang seringkali terlewat, mereka tidak membekali diri dengan kesiapan menghadapi persaingan yang terus berganti seiring perkembangan teknologi.
"Permintaan masyarakat kini datang tidak hanya atas dasar kebutuhan, tetapi juga karena dibentuk oleh pasar. Misalnya saja, metode pembayaran cashless. Potensi cashback dan kemudahan belanja tanpa uang tunai membuat pembeli tertarik untuk memiliki dompet digital dari ponsel," tambah Michael.
Dampaknya, kata Michael, mereka akan menyambangi merchant-merchant yang menyediakan layanan cashless. "Hal semacam ini yang kerap luput dari perhitungan pemain lama, khususnya yang masih berada dalam skala mikro dan kecil," tutur Michael.
Hingga bulan Februari 2020, aplikasi Qasir dan Miqro sudah diunduh sebanyak 270.000 kali dengan jumlah pengguna aktif lebih dari 35%. Qasir saat ini telah memiliki pengguna yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Adapun basis pengguna terbesar berada di Jabodetabek, Malang, Surabaya, Bali dan Yogyakarta. Tercatat sejak awal tahun 2020 ini, transaksi yang terekam di dalam sistem Qasir mencapai Rp 76 Miliar setiap minggunya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat Lokakarya Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Rabu (4/3/2020) lalu menyebutkan, pertumbuhan sektor UMKM terus meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2018, UMKM berkontribusi sebesar Rp8.400 triliun atau setara 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp14.000 triliun.
"Jika melihat angka di atas, hal ini merupakan potensi besar yang harus didukung keberlangsungannya. Karenanya Qasir hadir melayani masyarakat tidak hanya sebagai penyedia aplikasi tetapi juga sebagai ekosistem yang terintegrasi bagi pelaku UMKM di Indonesia. Kami percaya jika potensi ini dikelola dengan benar, maka dampaknya akan sangat besar bagi kemajuan UMKM tanah air," pungkas Michael.
"bisnis" - Google Berita
March 18, 2020 at 02:52PM
https://ift.tt/2IWjyCw
Keterlambatan Memprediksi Kompetisi Bisnis Jadi Penyebab UMKM Sulit Berkembang - Industry
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Keterlambatan Memprediksi Kompetisi Bisnis Jadi Penyebab UMKM Sulit Berkembang - Industry"
Post a Comment