Segmen bisnis on-demand PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diproyeksi akan terus berkembang sejalan dengan dua segmen bisnis lainnya yaitu Financial Technology (Fintech) dan e-Commerce. Inovasi fitur dan layanan seperti yang terbaru adalah Mode Hemat di GoFood dibutuhkan untuk terus merawat potensi pertumbuhan pendapatan Perseroan.
CEO PT Sukor Sekuritas, Bernadus Wijaya, mengatakan segmen bisnis on-demand GOTO akan terus masih berkembang seiring berangsur kembalinya mobilitas masyarakat.
"Khusus untuk online food delivery (OFD) walaupun masyarakat sudah mulai kembali dine-in di restoran, mereka sudah terlanjur juga terbiasa dengan convenience (kenyamanan) yang ditawarkan dari online food delivery," ungkapnya, kepada wartawan.
Berkaitan dengan itu, pria akrab disapa Bernad ini menilai GOTO melalui GoFood berhasil melihat potensi pangsa pasar konsumen. Terutama konsumen OFD yang selalu mempertimbangkan ongkos kirim (ongkir).
"Dengan Mode Hemat ini, mereka bisa menjangkau kelompok konsumen baru," yakinnya.
Terlebih OFD seperti GoFood telah menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Terutama terakselerasi oleh pandemi.
Kemunculan fitur Mode Hemat juga dinilai datang pada momen yang tepat seiring dengan terjadinya kenaikan harga-harga kebutuhan dasar yang memicu inflasi.
"Dengan penambahan kelompok konsumen baru dan transaksi yang meningkat, harapannya GOTO juga dapat meningkatkan pendapatan mereka di kuartal mendatang," ucap Bernad.
GoFood saat ini merupakan pemimpin pasar OFD di Indonesia. Berdasarkan riset Tenggara Strategic yang dirilis baru-baru ini, GoFood menjadi preferensi utama konsumen dengan nilai transaksi tertinggi, mencapai Rp 30,65 triliun. GoFood juga merupakan platform yang menjadi top of mind (50%) dan paling banyak didownload (76%) oleh konsumen, serta menawarkan kenyamanan dan menu paling beragam.
Citi Research yang dirilis Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI) melaporkan bahwa segmen bisnis on-demand GOTO yang dimotori Gojek sudah hampir mencapai titik impas (break-even) dengan level take rate (tingkat pengambilan) sekitar 20%.
GoFood merupakan bagian dari segmen bisnis on-demand GOTO yang secara umum terbagi dalam jasa layanan pengiriman makanan, mobilitas (transportasi), dan logistik.
"Melalui nilai tambah yang lebih tinggi bagi konsumen dan mitra pengemudi, GOTO berharap dapat meningkatkan potensi monetisasi dan menumbuhkan GTV-nya," ungkap riset ini.
Seperti diketahui, pada 1 September 2022 GOTO mengumumkan inovasi baru berupa fitur Mode Hemat di layanan pesan-antar makanan online GoFood. Fitur ini menjadi jawaban atas kebutuhan pelanggan untuk memesan makanan dengan cara yang lebih ramah di kantong, yaitu opsi gratis ongkos kirim (ongkir).
Direktur/Head of Food and Indonesia Sales & Ops GOTO, Catherine Hindra Sutjahyo, mengatakan Mode Hemat memberikan opsi yang lebih ekonomis bagi pelanggan dalam bentuk bebas ongkir, dengan tambahan waktu pengiriman hingga 15 menit.
"Fitur Mode Hemat ini melengkapi fitur Reguler dengan ongkos kirim dan waktu pengantaran yang lebih cepat sehingga pelanggan GoFood dapat memilih layanan yang sesuai dengan kebutuhan. Pelanggan dapat memilih fitur Reguler atau Mode Hemat di setiap pemesanan," sebutnya.
Kehadiran fitur baru ini juga untuk mendukung perubahan gaya hidup masyarakat yang kian mengandalkan layanan OFD sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data riset e-conomy SEA 2021, terbatasnya kegiatan fisik di luar selama pandemi berdampak pada meningkatnya penggunaan layanan digital masyarakat Indonesia, hingga rata-rata 3,6 kali lipat
(acd/dna)"bisnis" - Google Berita
September 04, 2022 at 09:42PM
https://ift.tt/bpiwRgK
Prospek Bisnis Order Makan Online Kala Pembatasan Makin Longgar - detikFinance
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/tFeOqS1
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Prospek Bisnis Order Makan Online Kala Pembatasan Makin Longgar - detikFinance"
Post a Comment