Perajin batik saat ini merasa was-was dengan kondisi industri batik di Tanah Air. Pasalnya, regenerasi perajin berjalan lambat.
Founder Batik Wolter, Abel, menyebut salah satu faktor yang berdampak pada mandeknya regenerasi perajin adalah keengganan anak muda untuk meneruskan karier keluarga yang sudah turun-temurun sebagai perajin batik tulis di desa.
Tidak sedikit dari mereka yang lebih memilih untuk mencoba peruntungan dengan merantau ke kota-kota besar untuk menjalani karir yang lain.
Founder dari salah satu brand batik tulis asal Jakarta ini juga menyebut, lambatnya regenerasi perajin batik, khususnya di daerah Pekalongan,
diakibatkan oleh permintaan pasar yang juga menurun.
"Kita harus regenerasi dua sisi. Saya yakin kita harus berfokus pada demand-nya dulu. Kalau demand-nya banyak, pasti regenerasi supply-nya akan mengikuti," jelas Abel.
Salah satu upaya yang dilakukan brand batik ini agar menaikkan demand-nya adalah dengan menggencarkan edukasi dan promosi lewat platform sosial medianya.
"Kami berharap konten-konten edukasi yang kami kemas secara fun, dan mengikuti perkembangan trend sosial media ini dapat membuat batik tulis semakin relevan terutama bagi para orang muda yang mungkin selama ini tak tertarik mengenakan batik menjadi tertarik dan membelinya." lanjut Abel.
Batik Wolter juga berinovasi dengan meluncurkan motif-motif kontemporer, seperti motif naga, harimau dan ikan hias.
Tidak hanya itu, Batik Wolter juga berinovasi lewat pemilihan warna yang lebih berani juga kekinian, seperti khaki, royal blue, tosca, dan warna-warna lain yang tergolong baru dalam dunia perbatikan supaya lebih dekat dengan anak muda.
Upaya yang dilakukan Batik Wolter ini juga dilakukan oleh para perajin batik tulis lainnya untuk menghilangkan anggapan ketinggalan zaman dan kuno pada batik tulis.
Kesenian membatik merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang sudah ada sejak masa kerajaan Majapahit silam.
Batik sudah diakui sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh badan PBB urusan kebudayaan, yaitu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2 Oktober 2009.
Penobatan tersebut diikuti oleh Keppres No. 33 tahun 2009 untuk menetapkan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2
Oktober.
Penetapan Hari Batik Nasional ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap warisan budaya nenek moyang bangsa ini.
Peringatan Hari Batik Nasional juga merupakan salah satu upaya perlindungan dan pengembangan kesenian batik.
Simak Video "Sandal Batik Solo yang Ramaikan Lapak Malioboro Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)
"bisnis" - Google Berita
October 02, 2022 at 01:12PM
https://ift.tt/sRKTf1g
Milenial Tak Banyak Minat Bisnis Batik, Perajin Khawatir Tak Ada Regenerasi - detikFinance
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/UsIK9FY
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Milenial Tak Banyak Minat Bisnis Batik, Perajin Khawatir Tak Ada Regenerasi - detikFinance"
Post a Comment