TEMPO.CO, Jakarta - Bank Oversea-Chinese Banking Corp Ltd atau OCBC tengah berencana mengakusisi bank di Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan bisnisnya. OCBC akan menggunakan modal yang dipersiapkan sejak beberapa tahun terakhir.
"Indonesia menawarkan banyak potensi. Apakah saya akan mengambil langkah anorganik? ya, tentu saja saya akan melakukannya, ketika saat yang tepat," kata CEO OCBC Helen Wong kepada Reuters seperti dikuti Kamis, 13 Oktober 2022.
Helen mengatakan, permodalan OCBC saat ini cukup untuk mempercepat pertumbuhan bisnis. Dia berujar, modal OCBC tahun ini naik setelah didorong laba bersih pada semester I 2022 yang tumbuh 7 persen menjadi S$ 2,84 miliar atau setara US$ 1,98 miliar.
Menurut Wong, Indonesia merupakan target potensial, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. OCBC, kata dia, akan memiliki daya tawar yang menarik untuk mengakuisisi dengan berbasiskan keuangan yang kuat, terutama dibandingkan dengan bank digital, yang memiliki basis modal yang jauh lebih kecil dan tidak memiliki kehadiran fisik.
Baca: Pandemi Mereda, Restrukturisasi Kredit OCBC NISP Turun Menjadi Rp 16,9 T
"Kita cukup kuat untuk mengakusisi seluruh bisnis yang cocok buat kami, tapi kami juga akan sangat senang untuk membeli portofolio yang setara dengan kami, namun itu harus saling melengkapi," ujar Wong.
Akuisisi terbesar yang pernah dilakukan OCBC adalah terhadap bank yang berbasis di Hong Kong, yaitu Wing Hang Bank pada 2014. OCBC membayar hingga S$5 miliar agar dapat masuk ke pasar Cina.
OCBC sendiri telah hadir di Indonesia melalui OCBC NISP dengan kepemilikan saham 85 persen. Bank yang didirikan pada tahun 1997 ini telah tumbuh menjadi salah satu dari 10 bank terbesar di Indonesia namun kontribusinya bagi OCBC Group baru mencapai 7 persen.
Sementara itu, bank pesaing OCBC di Singapura, yaitu United Overseas Bank atau UOB tahun ini aktif dalam mengakuisisi bank di Indonesia. UOB baru-baru ini setuju membeli bisnis konsumen Citigrup di empat pasar Asia Tenggara dengan harga sekitar S$ 5 miliar, sementara DBS Group membeli unit ritel Citigroup di Taiwan seharga S$ 956 juta.
DBS juga dalam beberapa tahun terakhir membeli saham bank di China dan mengakuisisi bank pemberi pinjaman di India. Hal ini meningkatkan perhatian pada OCBC, yang memiliki posisi permodalan terkuat di antara bank-bank Singapura.
Rasio modal yang disesuaikan dengan risiko Tier 1 OCBC, ukuran kekuatan keuangannya, adalah yang tertinggi di antara tiga bank besar Singapura dengan 15,7 persen per Juni, dibandingkan 14,9 persen untuk DBS dan 14 persen untuk United Overseas Bank, menurut data Refinitiv.
Rasio modal yang disesuaikan dengan risiko Tier 1 OCBC, yang menjadi sebuah pengukur kekuatan keuangannya, adalah yang tertinggi diantara tiga bank besar Singapura dengan angka 15,7 persen per Juni. Sementara itu, Bank DBS sebesar 14,9 persen dan UOB sebesar 14 persen berdasarkan data refinitiv.
Baca: Bank OCBC NISP Bukukan Laba Kuartal I 2022 Rp 621 M, Tumbuh 20,7 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
"bisnis" - Google Berita
October 13, 2022 at 06:18PM
https://ift.tt/V1lCpzo
OCBC Berencana Akuisisi Bank di Indonesia Untuk Ekspansi Bisnis - Bisnis Tempo.co
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/7H0dbDv
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "OCBC Berencana Akuisisi Bank di Indonesia Untuk Ekspansi Bisnis - Bisnis Tempo.co"
Post a Comment