Jakarta, CNBC Indonesia - Keinginan Sang Ayah untuk mengadu nasib di negeri orang membuat Tjoa Jien Hwie (3 tahun) sampai di Hindia Belanda pertama kalinya. Keluarganya tinggal di Sampang, Madura dan mendirikan toko kelontong untuk bertahan hidup. Namun, disana ia tidak lama. Ayahnya meninggal dan memaksanya pindah ke Kediri untuk tinggal bersama pamannya.
Dalam catatan Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong and Salim Group (2016), pamannya adalah produsen kretek bermerek cap 93. Tjoa kemudian bekerja di sana hingga mampu membangun bisnis sendiri.
Tepat pada 1956, Tjoa resmi keluar dan membajak 50 pegawai cap 93 untuk bekerja dengannya. Usai membeli tanah di Kediri, ia memproduksi rokok yang dibungkus daun jagung kering, alias rokok krobot. Mereknya adalah Inghwe. Untuk memasarkannya, Tjoa membajak jalur distribusi rokok cap 93. Lewat langkah cerdik ini bisnisnya semakin besar.
Dua tahun berselang, tepat pada 26 Juni 1958, Tjoa dan timnya berhasil mendirikan pabrik rokok bernama Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Rokok pertamanya dinamai "Gudang Garam Kuning". Tidak diketahui alasan ada kata "Garam" di penamaannya. Mungkin ini disebabkan karena Tjoa pernah tinggal di Madura, pulau pengeskpor garam. Apapun spekulasinya, yang pasti popularitas Gudang Garam saat tampil pertama langsung melejit dan mengalahkan cap 93.
"Saat tampil pertama sebagai pabrik, perusahaannya telah melakukan pergerakan dengan cepat hingga mampu memproduksi 50 juta batang yang mempekerjakan 500-an buruh di 40 pabrik kecil," tulis Raditya dalam Perkembangan Industri Rokok PT. Gudang Garam (2019). Selain karena memotong jalur distribusi pesaingnya, kesuksesan diakibatkan juga oleh kepiawaian Tjoa memilih tembakau terbaik secara langsung.
Joe Studwell dalam Asian Godfathers (2017) memaparkan, pada 1960-an Gudang Garam termasuk produsen rokok kretek terbesar di Indonesia. Suntikan modal pinjaman berupa kredit pita cukai dari Bank Nasional Indonesia (BNI) menjadi penyebabnya. Bisnisnya makin berkembang. Pabrik dan pegawainya semakin banyak.
Sudah puluhan juta rokok yang berhasil dilinting. Selain kretek, Gudang Garam juga mengeluarkan rokok filter. Untuk di luar negeri namanya Gudang Garam International. Sementara di dalam negeri, bermerek Surya (diambil dari nama Indonesia Tjoa, Surya Wonowidjojo) dan Gudang Garam Mild.
Memasuki tahun 1970, atau kurang dari 20 tahun sejak berdiri, Gudang Garam mencapai masa kejayaannya. Hal ini disebabkan karena dua hal. Pertama, adanya dukungan pemerintah lewat skema PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Kedua, keberhasilan pabrik menjaga keotentikan dengan mempertahankan rokok lintingan tangan manusia dikala rokok buatan mesin sudah menjamur. Ini membuatnya tetap digemari.
Sejak Surya sakit dan melepaskan diri dari pucuk pimpinan pada 1983, manajemen Gudang Garam kacau-balau. Produksinya menurun menjadi 3,5 juta batang per tahun. Akibatnya, posisi puncak klasemen rokok kini diisi Djarum. Dua tahun kemudian Surya meninggal, bisnisnya dilanjutkan oleh putra Surya, Susilo Wonowidjojo.
Dalam "Tiga Puluh Tahun Gudang Garam Perjalanan Penuh Makna" yang dimuat Majalah Eksekutif edisi Juli 1988, di bawah kepemimpinan Susilo terjadi perombakan besar-besaran terhadap sistem bisnis, mulai dari produksi sampai distribusi. Susilo juga pandai mendekati pemerintah untuk memuluskan perkembangan bisnisnya.
Menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng, ini tidak terlepas dari kedekatannya dengan Probosutedjo, adik Presiden Soeharto. Terciptalah simbiosis mutualisme antara keduanya. Pemerintah yang merasa mendapat keuntungan dari cukai akhirnya membantunya lewat BNI. Terkucurlah dana pinjaman hasil negosiasi dengan Singapura sebesar 75 juta dollar AS. Uang ini kemudian digunakan untuk promosi dan peningkatan produksi. Belakangan, mesin linting mulai diterapkan Gudang Garam untuk menggenjot jumlah batang rokok.
Hasil dari seluruh upaya inilah yang membuat Gudang Garam masih eksis hingga sekarang. Keluarga Wonowidjojo pun bertengger dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Produksi Rokok Melonjak 10%, Orang Stres Karena BBM Naik?
(Muhammad Fakhriansyah/ayh)
"bisnis" - Google Berita
December 26, 2022 at 07:10AM
https://ift.tt/2lqnpeI
Pembajakan & Kematian Dibalik Bisnis Raja Rokok RI Pertama - CNBC Indonesia
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/tcKiOwb
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pembajakan & Kematian Dibalik Bisnis Raja Rokok RI Pertama - CNBC Indonesia"
Post a Comment