Search

Resep Bisnis Orang Terkaya Ke-5 RI: Diversifikasi & Akuisisi! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Anthoni Salim merupakan salah satu paling kaya di Indonesia. Dalam daftar 50 orang terkaya RI tahun 2022, Forbes menempatkan bos Indomie dan pemilik Indomaret tersebut di posisi lima dengan estimasi kekayaan US$ 7,5 miliar atau setara dengan Rp 116,25 triliun (asumsi kurs Rp 15.500/US$).

Salah satu yang paling membedakan Anthoni dari taipan RI lainnya adalah sumber kekayaannya yang berasal dari berbagai keran yang berbeda. Grup Salim dan Anthoni Salim secara personal memiliki bisnis di banyak sektor mulai dari konsumen, ritel, perkebunan, pertambangan, jalan tol, media hingga keuangan.

Anthoni tidak diasosiasikan sebagai taipan batu bara, tapi memiliki perusahaan batu bara. Bukan raja media, tapi ikut menggenggam saham Elang Mahkota Teknologi (EMTK). Bukan sosok besar di sektor teknologi, namun menguasai kepemilikan signifikan di perusahaan teknologi RI yang sempat membuat panas bursa tahun lalu.

Hal ini pada akhirnya ikut membuat harta yang taipan lebih awet dan terjaga dibanding yang lain, karena pada dasarnya diversifikasi bisnis juga dapat dilihat sebagai bagian dari upaya lindung nilai. Bisnis yang terdiversifikasi ini diperoleh karena konglomerat RI ini rajin melakukan akuisisi, baik itu secara langsung maupun lewat kemitraan strategis dengan ikut menambah modal di perusahaan tertentu.

Rajin 'Belanja' di Pasar Modal

Salim Group diketahui memang rajin 'berbelanja' di pasar modal dengan mencaplok satu per satu emiten publik. Tren tersebut sudah berlangsung setidaknya sejak tahun lalu, dengan target akuisisi membentang panjang dari emiten kecil hingga besar, bonafide hingga terlilit utang.

Terbaru, portofolio bisnis perusahaan kembali bertambah di sektor pertambangan pasca masuk ke Bumi Resources (BUMI) lewat rights issue. Pasca aksi korporasi ini, Grup Salim akan menjadi pengendali bersama dengan Grup Bakrie, dengan pemegang saham utama lainnya termasuk kongsi Agoes Projosasmito - yang terkait juga dengan Anthoni Salim - dan HSBC Fund.

Saga masuknya Grup Salim di BUMI didahului oleh isu akuisisi ke anak usahanya, Bumi Resources Minerals (BRMS). Rumor ini berhembus dari kepemilikan saham Emirates Tarian Global Ventures di BRMS sejak akhir tahun lalu dengan informasi yang beredar di pasar menyebutkan Emirates Tarian terafiliasi dengan Grup Salim.

Akuisisi grup pertambangan BUMI merupakan salah satu dari sekian banyak manuver Grup Salim untuk memperluas gurita bisnisnya di Tanah Air.

Berikut adalah daftar sejumlah akuisisi besar yang dilakukan oleh Grup Salim, termasuk juga sejumlah rumor akuisisi yang beredar di pasar serta yang memiliki kedekatan langsung dengan Grup Salim.

DCI Indonesia (DCII)

Awal Juni tahun lalu, investor pasar modal dikejutkan oleh masuknya Anthoni Salim ke bisnis penyimpanan data lewat akuisisi saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Sebelumnya Salim memang sudah lebih dulu memiliki saham emiten tersebut akan tetapi belum diketahui publik karena kepemilikannya hanya semula 3,03%, di bawah ambang batas pengungkapan yang ditetapkan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pasca akuisisi per 2 Juni kepemilikan saham DCII oleh masih naik menjadi 11,12%, dan masih bertahan hingga saat ini.

Masuknya Salim menjadi bahan bakar meroketnya harga saham emiten ini hingga masuk radar bursa dan memaksa otoritas terkait untuk menggembok saham ini selama berhari-hari.

Berdasarkan data KSEI tersebut, pada 31 Mei 2021 Salim membeli saham DCII dengan harga Rp 5.277/saham dan merogoh kocek hingga mencapai Rp 1,01 triliun.

Saham DCII sempat menyentuh harga puncaknya di harga Rp 59.000 dan saat ini diperdagangkan di harga Rp 37.225/saham, atau 605% lebih tinggi dari harga pembelian Salim.

Allo Bank Indonesia (BBHI)

Meski telah memiliki bank digital sendiri, Grup Salim ikut memperluas eksposurnya di bisnis perbankan masa depan dengan masuk ke Allo Bank lewat right issue (RI) awal tahun ini.

Grup Salim masuk ke BBHI lewat anak usahanya PT Indolife Investama Perkasa, dengan kepemilikan 6,00% di saham bank digital tersebut pasca RI.

Anthoni Salim mengatakan masuknya perusahaan untuk berinvestasi di Allo Bank ditujukan untuk membangun ekosistem guna menyalurkan kredit yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pratama Abadi Nusa Industri (PANI)

Emiten kemasan ini sejatinya diakuisisi oleh konglomerat properti raksasa Agung Sedayu, dan dirumorkan akan menjadi kendaraan Grup tersebut untuk dapat menjadi perusahaan publik melalui mekanisme back door listing.

Meski demikian, nama Grup Salim ikut dikaitkan di emiten ini mengingat salah pemilik baru memiliki kedekatan dengan Grup Salim. Selain itu, PANI juga ikut mengkonsolidasi bisnis yang salah satu pemegang sahamnya adalah Grup Salim.

Selain taipan Sugianto Kusuma (Aguan) yang merupakan pemilik dan pendiri Agung Sedayu, terdapat pula nama Hindarto Budiono yang memiliki kedekatan dengan Grup Salim dan menguasai 49,99% saham PT MAP secara tidak langsung melalui kepemilikan di PT MAP.

Hindarto Budiono merupakan Komisaris Utama PT Net Sekuritas dan memiliki 59,5% kepemilikan saham perusahaan broker tersebut. Net Sekuritas adalah broker dengan kode OK yang terafiliasi dengan Grup Salim.

WIR Asia (WIRG)

WIR Asia bersama Salim Group mengumumkan telah membentuk joint venture bernama PT Metaverse Indonesia Makmur yang menciptakan platform Nusameta. Platform yang disebut sebagai Indonesia versi digital ini adalah ekosistem yang terdiri atas platform dan integrasi online-to-offline (O2O) yang memungkinkan seluruh pengguna mewujudkan interaksi antara dunia nyata dan digital.

Proyek ini bertujuan membangun konektivitas dan aktivitas perekonomian yang equitable bagi Indonesia. Ada beberapa pilar besar yang menjadi fokus Nusameta, seperti ekonomi berkelanjutan dan play & earn. Platform ini juga dipastikan akan menghadirkan dunia Metaverse yang beragam, mulai dari pendidikan, layanan kesehatan, dan lain sebagainya.

META Akuisisi Tol MBZ

Pertengahan tahun ini, Grup Salim memperluas usahanya di sektor jalan tol lewat akuisisi saham di konsesi tol Jalan Layang Jakarta-Cikampek yang kini bernama Tol Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ).

Nusantara Infrastructure (META) yang terafiliasi dengan Grup Salim ditaksir perlu mengeluarkan duit setidaknya Rp 4,38 triliun untuk melancarkan akuisisi tersebut. Pembayarannya dilakukan secara bertahap.

Akuisisi ini merupakan kelanjutan dari langkah Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC) yang menandatangani sale purchase agreement (SPA) atas pembelian 40% konsesi Tol MBZ. Penandatanganan ini dilakukan pada 30 Juni kemarin.

MPTC merupakan anak usaha Metro Pacific Investment Corp (MPIC). MPIC sendiri terafiliasi dengan First Pacific Company Limited, perusahaan di Hong Kong yang 44,3% sahamnya dimiliki oleh Anthoni Salim.

Selain itu Grup Salim sebelumnya juga telah masuk ke sejumlah emiten termasuk Medco Energi Internasional (MEDC), Bank Ina Perdana (BINA) lewat PT Indolife Pensiontama hingga Metropolitan Land (MTLA).

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Tok! 96% Pemegang Saham Restui BUMI Private Placement Rp 24 T


(fsd/fsd)

Adblock test (Why?)



"bisnis" - Google Berita
December 28, 2022 at 10:00AM
https://ift.tt/7s5xR8i

Resep Bisnis Orang Terkaya Ke-5 RI: Diversifikasi & Akuisisi! - CNBC Indonesia
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/uS7AIWv
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Resep Bisnis Orang Terkaya Ke-5 RI: Diversifikasi & Akuisisi! - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.