Pemerintah berencana mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di 2023 mendatang. Wacana ini digaungkan karena melihat rata-rata angka kasus harian COVID-19 yang sudah berada di bawah angka 1.000 kasus.
Menanggapi hal ini, Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali mengatakan, momentum ini menjadi lampu hijau bagi sebagian besar pengusaha untuk melakukan ekspansi bisnis.
"Malah harus ekspansi. Karena pelajaran dari masa RI krisis, krisis itu menandakan kalau konsumen berubah. Kalau orang tidak ekspansi yang terjadi mereka akan tersingkir," ujar Rhenald, saat dihubungi detikcom, Rabu (28/12/2022).
Rhenald pun mencontohkan beberapa kasus saat krisis 98 melanda. Saat itu, Sido Muncul berhasil keluar sebagai perusahaan herbal terbesar di Indonesia karena melakukan ekspansi. Begitupun Ranch Market yang membuka toko pertamanya di 1998 dan Alfamart di 1999.
"Wings Group itu menjadi besar karena kejadian 98 dengan meluncurkan Daia, sabun pencuci Daia dan berhasil memukul Unilever. Bahkan Unilever karena tidak ekspansi, sampai sekarang susah untuk kembali," ujarnya.
Di sisi lain, Rhenald tidak menampik kalau sebagian pebisnis juga menyambut momentum 2023 dengan rambu lampu kuning. Mereka didominasi oleh para pebisnis yang punya aset sewaan maupun terikat dengan komoditas global, seperti mempergunakan barang impor hingga bermain dengan dolar Amerika Serikat (AS).
"Hal itulah yang membuat para pengusaha up and down, maju mundur. Tapi konsumennya sudah tidak mau mundur, konsumennya ingin konsumsi," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, momentum inipun harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku usaha.
"Pelaku usaha sudah bisa menyiapkan investasi untuk perluasan skala usaha. sehingga ketika tahun depan ada permintaan yang meningkat, sudah siap kapasitas produksinya, sudah siap kapasitas pelayanan jasa," kata Bhima.
Menurutnya, konsumsi rumah tangga akan meningkat seiring dengan pencabutan pembatasan mobilitas. Hal inilah yang juga akan berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi RI yang ditargetkan bisa tembus 4,3% di 2023 mendatang.
Kendati demikian, Bhima mengingatkan para pelaku usaha agar tetap mewaspadai beberapa tekanan ekonomi global di 2023. Pengusaha yang mau melakukan ekspansi juga tetap perlu mempersiapkannya secara terukur.
"Tapi juga perlu mewaspadai beberapa tekanan ekonomi yang berpengaruh, misalnya pada segmen kelas menengah, mulai dari inflasi dan kenaikan suku bunga. Jadi kalaupun dilakukan ekspansi, ekspansi yang terukur dan tergantung segmen konsumen mana yang disasar," terang Bhima.
Menurutnya, sektor pariwisata akan terdorong pertumbuhannya akibat pencabutan ini, beberapa di antaranya pada segmen perhotelan, restoran, hingga transportasi. Hal ini pun terlihat dari pertumbuhan industrinya yang rata-rata naik double digit atau diatas 10%, dimulai pada kuartal III 2022.
(dna/dna)"bisnis" - Google Berita
December 28, 2022 at 04:04PM
https://ift.tt/NOSq8YP
PPKM Bakal Dihapus, Waktu yang Tepat Geber Bisnis? - detikFinance
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/7TZSa2w
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PPKM Bakal Dihapus, Waktu yang Tepat Geber Bisnis? - detikFinance"
Post a Comment