Bisnis.com, JAKARTA - Sistem toko grosir di Indonesia bukan konsep baru. Namun toko grosir yang dilengkapi teknologi moderen menjadi kekhawatiran sejumlah pihak mematikan usaha yang lain, apalagi konsep ini dijalankan oleh grup usaha yang diyakini lebih efisien.
Kekhawatiran ini yang sama merebak jelang kehadiran toko gudang rabat atau hypermarket Makro di Jakarta 28 tahun lalu. Bisnis Indonesia edisi 26 Agustus 1992 menurunkan laporan 'Makro di Jakarta, Mencoba Hadir di Tengah Eksistensi para Grosir' tentang persaingan pasar kulakan ini.
Dijabarkan bahwa kala itu baru segelintir toko gudang rabat atau hypermarket sudah beroperasi di Jakarta. Mereka antara lain Alfa Retail yang dijalankan Sampoerna Group, Trims (Mantrust), dan Mega Hero oleh Hero Group.
Trims sendiri telah menghentikan kegiatan usaha karena induk usahanya sedang menghadapi krisis keuangan.
Sedangkan perdagangan grosir yang memakai istilah pusat perkulakan baru diperkenalkan oleh PT Karaba Unggul. Perusahaan ini dimiliki oleh Theodore P. Rachmat (Presiden Direktur Astra Group), Suhartoyo (Mantan Kepala BKPM) dan Sudjatmiko (anggota DPR). Mereka berkongsi di bawah jaringan bisnis grosir internasional asal Belanda, Makro.
"bisnis" - Google Berita
August 26, 2020 at 10:21PM
https://ift.tt/2EzHhcC
Historia Bisnis: Riuh Pasar saat Bos Astra Bawa Pusat Grosir Makro ke Jakarta - Bisnis.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Historia Bisnis: Riuh Pasar saat Bos Astra Bawa Pusat Grosir Makro ke Jakarta - Bisnis.com"
Post a Comment