Search

Dunia Usaha Perlu Mengedepankan Keberlanjutan dan Kesehatan dalam bisnis - Medcom.Id

Jakarta: Dunia usaha didorong agar dalam menjalankan aktivitas bisnisnya tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan dan kesehatan. Hal itu perlu ditekankan agar konsumen terlindungi dari produk-produk atau kemasan yang berbahaya.
 
Ahli Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Iwan Nefawan mengatakan pelaku usaha perlu mencermati plastik kemasan yang mengandung BPA. Pasalnya, plastik BPA adalah zat tambahan kimia untuk pembuatan kemasan plastik berbahan PVC (kode 3) dan PC (kode 7).
 
"Hal itu bisa menimbulkan dampak kesehatan kalau dalam dosis rendah. Salah satunya akan menimbulkan perubahan permanen dalam organ kemaluan, meningkatkan kadar prostate, dan menurunkan hormon testosteron. Juga bisa menyebabkan kanker, terutama kanker payudara," kata Iwan, dalam keterangan resminya, Selasa, 8 Desember 2020.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Bahkan, menurut Iwan Nefawan, penggunaan BPA di dalam plastik sudah dilarang pihak Badan POM yang artinya penggunaan BPA sangat berbahaya. Semestinya, lanjutnya, sudah tidak digunakan lagi untuk kemasan minuman ataupun makanan.
 
"Enggak boleh karena BPA itu masuk kelompok mikroplastik, kecil sekali. Walaupun dalam waktu pendek tak menyebabkan dampak langsung, tapi ke depan bisa muncul dampak lainnya," kata Iwan.
 
Direktur Klinik Dian Perdana Medika Dian Kristiani mengingatkan tentang bahaya BPA yang terkandung di dalam plastik. Ia menjelaskan plastik BPA berbahaya bagi bayi karena terbukti dapat memengaruhi berat badan lahir, perkembangan hormonal, perilaku, dan risiko kanker di kemudian hari.
 
Namun sayangnya, Dian berpandangan, ketergantungan manusia kepada plastik sangat tinggi. Karena itu, ia mengingatkan, harus pandai-pandai memilih plastik yang aman bagi kesehatan. "Bahan BPA merupakan bahan yang telah lama digunakan untuk mengeraskan plastik, termasuk botol minuman dan kotak tempat makanan yang dapat dipakai ulang," tuturnya.
 
Di sisi lain, pemerintah mendorong perusahaan yang beroperasi di Indonesia untuk lebih bertanggung jawab dan sensitif dalam penanganan penanggulangan kebencanaan seperti pandemi covid-19 yang melanda sekarang ini. Optimalisasi penanganan menjadi penting guna menjaga keberlanjutan operasional bisnis.
 
Sekretariat Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Sigit Reliantoro mengatakan pada umumnya perusahaan-perusahaan hanya memperhatikan kepentingan bisnis. Padahal dalam analisis dampak lingkungan atau amdal sudah dikenal dengan batasan proyek, batasan ekologis, batasan sosial, batasan administrasi, dan lain semacamnya.
 
"Kalau hanya peduli pada lingkungannya sendiri sebetulnya tidak memberikan hal yang baik. Karena pada dasarnya kalau terjadi bencana maka akses karyawan terganggu. Proses produksi barang dan jasa terganggu. Bahkan supplier yang memberikan barang dan jasa juga terganggu," kata Sigit.
 

Karena itu dalam konteks Corporate Social Responsibility (CSR), tambahnya, perusahaan sudah harus mengantisipasi kebencanaan termasuk pandemi covid-19 yang tengah terjadi sekarang. Setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan perusahaan. Pertama, memenuhi kewajibannya terkait antisipasi bencana. Kedua, meminimalisir dampak bencana terhadap kegiatan.
 
"Ketiga, perusahaan bisa menciptakan kesempatan dari kebencanaan dengan membuat hal-hal yang positif baik untuk karyawannya maupun masyarakat yang ada di sekitar sehingga tercipta sebuah nilai yang tidak hanya memberikan dampak positif kepada perusahaan tetapi juga kepada masyarakat sekitarnya," pungkasnya.

 
(ABD)

Let's block ads! (Why?)



"bisnis" - Google Berita
December 08, 2020 at 09:34AM
https://ift.tt/2K3TiJT

Dunia Usaha Perlu Mengedepankan Keberlanjutan dan Kesehatan dalam bisnis - Medcom.Id
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dunia Usaha Perlu Mengedepankan Keberlanjutan dan Kesehatan dalam bisnis - Medcom.Id"

Post a Comment

Powered by Blogger.