Bisnis.com, JAKARTA – Sektor industri manufaktur menjadi salah satu andalan Indonesia. Namun, sektor tersebut masih berisiko keteteran untuk mengoptimalkan ekspor pada masa mendatang, akibat kurangnya daya saing dibandingkan dengan negara lain di kawasan.
Kinerja neraca perdagangan memang sudah mulai membaik sejak Januari 2020. Neraca perdagangan tercatat defisit sebesar US$640 juta pada Januari 2020, sedangkan pada November 2020 berbalik surplus US$2,61 miliar seiring dengan kenaikan ekspor beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor November 2020 naik 9,54 persen secara year-on-year (yoy) dari US$13,94 miliar menjadi US$15,28 miliar. Di sisi lain, impor turun 17,46 persen pada November 2020.
Alhasil, total impornya cuma US$12,66 miliar dari sebelumnya US$15,34 miliar.
Kinerja neraca dagang memang tampak bagus karena nilai ekspor lebih besar ketimbang impor. Tapi, penurunan impor terjadi cukup signifikan pada bahan baku/penolong sebesar 20 persen menjadi US$8,93 miliar. Hal tersebut menandakan bahwa sektor manufaktur tidak bergeliat.
Tren kenaikan ekspor tersebut didorong dari sektor nonmigas yang mengalami peningkatan ekspor 3,5 persen atau mencapai US$13,76 miliar. Sementara itu, pada kelompok migas terjadi pelemahan.
"bisnis" - Google Berita
December 24, 2020 at 10:03AM
https://ift.tt/3hfraQy
Janji Mendag Baru Muhammad Lutfi dan Asa Pengusaha - Bisnis.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/2ZX4j67
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Janji Mendag Baru Muhammad Lutfi dan Asa Pengusaha - Bisnis.com"
Post a Comment