Berawal dari ajakan seorang teman, Aland Dinda Pradana (21), akrab disapa Aland, aktif mengikuti kompetisi bisnis. Hal itu mulai dilakukan Aland sejak semester pertama kuliah di Jurusan Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University.
Walau belum punya pengalaman, ajakan tadi, menurut dia, menarik. Tambah lagi Aland punya minat besar pada dunia bisnis.
Awalnya Aland kesulitan lantaran belum adanya pola pengerjaan yang sudah terbentuk. “Kami belum tahu apa-apa. Enggak ada komunitas yang ngajarin atau kita bisa tanya-tanya,” ujar Aland seraya mengingat-ingat, Kamis (26/10/2023), dalam wawancara dari Jakarta.
Bersyukur, usaha serta kerja keras Aland dan teman-teman satu timnya berbuah manis. Mereka berhasil meraih juara pertama kompetisi di ajang National Business Plan Partnership and Economy Creative Expo 1.0 yang digelar Universitas Airlangga, Jawa Timur, tahun 2020.
Kemenangan itu menjadi yang pertama sekaligus awal perjalanan Aland mengikuti berbagai kompetisi bisnis lain. Namun, tak semua kompetisi selalu bisa dia menangkan. Aland juga beberapa kali kalah atau hanya sebatas masuk babak semifinal.
Semua kekalahan tadi sama sekali tak menyurutkan langkah anak kelima dari tujuh bersaudara kelahiran Surabaya, Jatim, ini. Dia terus berkompetisi. Saat duduk di semester tiga, Aland mengikuti beberapa kali lomba. Dari salah satu lomba dia berhasil meraih juara kedua.
Lagi-lagi kegigihan Aland membuahkan hasil saat bersama timya Aland sukses meraih juara pertama kompetisi Agribusiness Regional Study Case Challenge (ARSCC) Tahun 2022. Kompetisi skala internasional itu digelar kerja sama tiga lembaga kampus dalam dan luar negeri. Mereka seperti University of Queensland, Universitas Brawijaya, Malang, Jatim, dan IPB University, Bogor, Jawa Barat.
Kompetisi ARSCC terbilang berbeda apabila dibandingkan kompetisi bisnis lain. Jika kompetisi lain mengangkat permasalahan umum yang sudah selesai, ARSCC kebalikannya. Kompetisi ARSCC yang kala itu digelar daring kembali mengangkat persoalan nyata yang sedang terjadi.
Salah seorang juri ARSCC ketika itu malah seorang pemimpin umum (CEO) perusahaan. Masalah dalam bisnisnya dijadikan studi kasus untuk dicarikan solusinya dalam kompetisi.
Baca juga: Petani Muda Keren dan Modern
Aland mengatakan, saat itu kasus yang diberikan terkait masalah logistik dan penyimpanan di perusahaan tadi. Ada dua solusi yang ditawarkan tim Aland, yaitu penerapan reefer container dalam skala kecil dan perluasan tempat penyimpanan, bekerja sama dengan salah satu perusahaan logistik.
Reefer container adalah peti kemas berpendingin yang biasa digunakan saat mengangkut barang-barang yang mudah busuk atau rusak seperti sayuran, buah, dan ikan. Sistem pendingin yang ada dapat menjaga kondisi suhu barang tersebut.
Dalam usulannya, Aland dan kedua temannya mengajukan ide pemanfaatan reefer container dalam skala kecil, yaitu untuk pengiriman harian menggunakan sepeda motor. Solusi itu direspons positif oleh juri. Mereka menyebut akan menerapkannya. Namun, Aland tak bisa memastikan apakah ide-idenya itu benar-benar diterapkan atau tidak.
Masalah komitmen
Aland kini tengah mengikuti tiga kompetisi bisnis lain. Ketiganya adalah Frisian Flag Business Case Competition, Gadjah Mada Business Case Competition, dan Brand UI Business Case Competition. Dua kompetisi yang disebut di awal sudah masuk tahap semifinal.
Dari ketiga kompetisi tersebut, Aland dipercaya mengetuai dua tim. Tanggung jawabnya mengingatkan dan mengawasi, terutama komitmen para anggotanya. Masalah komitmen para anggota menjadi tantangan terberat. Beberapa anggota kerap menghilang sementara beberapa lainnya tetap berkomitmen walau punya banyak kesibukan di luar.
”Tantangan terberat memang terkadang datang dari anggota tim sendiri. Saat mereka tak bisa menjalani perannya sesuai kesepakatan awal, hal itu sangat berpengaruh dan membebani anggota tim lainnya,” ujar Aland, yang juga atlet karate untuk Kabupaten Tulungagung, Jatim, semasa SMA itu.
Setahun lalu, sejak duduk di semester empat Aland juga berjuang untuk membuka jejaring baru organisasi global yang berkedudukan di Perancis bernama ShARE. Per Maret tahun 2023 ShARE Pusat akhirnya merestui inisiasi pendirian ShARE di IPB University.
Organisasi global ini memiliki program kepemimpinan yang berfokus pada ranah bisnis dan pemerintahan. Untuk IPB University, mereka menggunakan metode consulting.
Baca juga: Yang Muda Yang Bernyanyi
”Kami baru mengadakan beberapa kali kolaborasi eksternal dan upgrading. Selain itu, kami juga baru menyelesaikan dua modul tentang learning dan development internal. Walau belum genap berjalan setahun, kesadaran mahasiswa IPB tentang keberadaan ShARE IPB cukup tinggi,” ujar Aland.
Saat ini Aland tengah mengupayakan mendaftarkan ShARE sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) resmi di IPB University. Hal itu nantinya akan semakin mempermudah akses mereka ke internal kampus. Selain itu, ShARE IPB juga tengah mempersiapkan satu acara bersama organisasi Student X CEO. Acara yang rencananya digelar pada 4 November 2023 itu berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan ternama.
Aland Dinda Pradana
Lahir: Surabaya, 9 September 2002
Pendidikan: Jurusan Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University
Prestasi:
- Juara 1 Agribusiness Regional Study Case Challenge 2022
- Pendiri dan President ShARE IPB
Kolaborasi dengan intern harian Kompas, Aghniya Fitri, Mahasiswa Jurusan Kriminologi, Universitas, Indonesia.
"bisnis" - Google Berita
October 29, 2023 at 06:56AM
https://ift.tt/SVxQEW1
Aland Dinda Pradana, Gigih Bersaing dalam Kompetisi Bisnis - kompas.id
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/rmzF2qb
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Aland Dinda Pradana, Gigih Bersaing dalam Kompetisi Bisnis - kompas.id"
Post a Comment