Search

Pasar Modal dan Pelaku Bisnis Harapkan Tahun Politik Kondusif - kompas.id

Foto <i>multiple exposure</i> pergerakan indeks jelang penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
KOMPAS/PRIYOMBODO

Foto multiple exposure pergerakan indeks jelang penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/5/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Eskalasi tensi politik menjelang pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden menuai berbagai respons dari pelaku pasar dan pelaku bisnis di Tanah Air. Stabilitas politik dan keamanan di tengah pesta demokrasi tersebut menjadi kunci utama untuk menjaga sentimen positif terhadap sektor ekonomi.

Tensi politik meningkat seiring memasuki masa pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Kamis (19/10/2023). Dari ketiga bakal capres yang diusung oleh koalisi masing-masing, dua di antaranya telah mengumumkan sosok bakal cawapresnya.

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (18/10/2023) ditutup melemah sebesar 0,17 persen di level 6.927 basis poin (bps), didorong oleh pelemahan sektor barang konsumsi primer dan nonprimer, keuangan, teknologi, industri, serta properti dan real estat. Kendati demikian, kinerja IHSG masih menunjukkan tren penguatan 1,13 persen secara kalender berjalan.

Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta menjelaskan, saat ini IHSG sedang dalam fase konsolidasi atau kondisi datar (sideways). Hal ini menggambarkan perilaku para investor di bursa saham yang cenderung ragu-ragu di tengah ketidakpastian tahun politik.

”Secara historis, situasi pada tahun politik menjelang pemilu akan direspons oleh para pelaku pasar dengan sikap wait and see. Sejauh ini, para investor masih menunjukkan keyakinannya kepada pemerintah dalam menjaga stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi. Itu dapat dilihat dari IHSG yang masih dalam kondisi uptrend (tren penguatan),” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Perkembangan pasar modal hingga September 2023. Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO

Perkembangan pasar modal hingga September 2023. Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Sejumlah nama politisi yang bertengger sebagai bakal capres-cawapres turut memengaruhi psikologi pasar. Menurut Nafan, para investor akan tetap optimistis terhadap pasar modal Indonesia apabila tokoh-tokoh tersebut memiliki integritas dalam menjamin stabilitas politik dan keamanan negara serta berorientasi pada pertumbuhan ekonomi.

Selama ini terdapat beberapa sektor yang berpotensi menguat karena mendapat sentimen positif dari tahun politik, seperti infrastruktur, finansial, dan konsumsi. Hal ini terkait dengan sejumlah aktivitas yang mendorong daya beli masyarakat dan peningkatan belanja pemerintah saat pesta demokrasi tersebut berlangsung.

Berdasarkan data tradingview.com, kinerja sektor-sektor tersebut tercatat menguat, salah satunya konsumsi. Sektor konsumsi yang terdiri atas konsumsi tidak tahan lama dan tahan lama masing-masing mencatatkan penguatan 31,75 persen dan 13,30 persen secara kalender berjalan. Selain itu, sektor finansial juga menguat 5,38 persen secara kalender berjalan dan 12,70 persen secara tahunan.

Selama stabilitas politik terjaga menjelang pesta demokrasi kita pada tahun depan, iklim usaha tentu tidak akan terkena sentimen negatif. Akan tetapi, lumrah di setiap tahun politik dengan segala ketidakpastiannya, menyebabkan sektor usaha bersikap wait and see dalam mengambil keputusan investasi dan bisnis.

”Oleh sebab itu, pemerintah sebaiknya terus tetap menjaga stabilitas pada tahun politik agar kepercayaan para investor terjaga. Jangan sampai terjadi chaos (kerusuhan) atau pelanggaran hak asasi manusia karena akan berpengaruh pada iklim investasi,” lanjut Nafan.

Respons serupa disampaikan para pelaku bisnis. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani menyampaikan, situasi pada tahun politik memang rentan menimbulkan ketidakstabilan ekonomi, termasuk bagi pelaku bisnis. Dunia bisnis dan investasi erat kaitannya dengan aktivitas perpolitikan karena menyangkut kepercayaan publik.

”Selama stabilitas politik terjaga menjelang pesta demokrasi kita pada tahun depan, iklim usaha tentu tidak akan terkena sentimen negatif. Akan tetapi, lumrah di setiap tahun politik dengan segala ketidakpastiannya, menyebabkan sektor usaha bersikap wait and see dalam mengambil keputusan investasi dan bisnis,” katanya.

Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani menjadi pembicara kunci salah satu diskusi panel yang menjadi rangkaian dalam ASEAN Business and Investment Summit di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (3/9/2023).
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani menjadi pembicara kunci salah satu diskusi panel yang menjadi rangkaian dalam ASEAN Business and Investment Summit di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (3/9/2023).

Ada beberapa dampak negatif bagi dunia bisnis akibat potensi peningkatan instabilitas kondisi sosio-politik, antara lain perlambatan atau stagnasi pertumbuhan konsumsi pasar dan stagnasi pertumbuhan kinerja usaha atau produksi barang dan jasa. Bahkan, dampak negatif tersebut juga dapat memicu keluarnya dana investasi (foreign direct investment) dari Indonesia.

Oleh sebab itu, para pelaku usaha turut berkomitmen untuk menciptakan masa transisi yang kondusif dengan mengupayakan kegiatan usaha serta layanan barang dan jasa tetap berjalan normal. Selain itu, Apindo juga tengah menyusun peta jalan perekonomian sebagai bentuk masukan dari sektor usaha bagi pemerintah mendatang.

Baca juga: Investor Bursa Nantikan Nama Calon Wakil Presiden

”Kami juga berharap semua pihak yang terlibat (dalam tahun politik) berkomitmen menjaga atmosfer yang kondusif dengan meminimalisasi kebijakan populis atau politisasi isu sosial-ekonomi, politik identitas atau SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), maupun runcingnya persaingan yang tidak sehat antarkubu capres-cawapres,” tuturnya.

Masih belum pasti

Di sisi lain, sektor keuangan dinilai masih belum bergeming mendekati hajatan lima tahun sekali tersebut. Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto, menilai, peta perpolitikan masih belum jelas sehingga sektor keuangan, termasuk perbankan, cenderung wait and see.

”Belum ada sinyal dari industri perbankan karena masih ada bakal capres yang belum mengumumkan bakal cawapresnya. Kalau semuanya sudah jelas dan dipastikan siapa capres dan cawapresnya, akan jelas arah kebijakan dari perbankan, baik itu ekspansi, wait and see, maupun menurunkan proyeksinya,” kata Ryan.

Perkembangan sektor perbankan yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan
TANGKAPAN LAYAR

Perkembangan sektor perbankan yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan

Kondisi industri perbankan saat ini dinilai masih cukup stabil, tecermin dari likuiditas yang memadai, permodalan yang cukup, dan penyaluran kredit yang tumbuh. Menurut Ryan, industri perbankan selama ini akan selalu mengikuti tren perkembangan ekonomi yang juga terpengaruh oleh aktivitas politik. Kondisi perekonomian tersebut juga tidak lepas dari tingkat konsumsi masyarakat.

Hasil Survei Konsumen September 2023 yang dikeluarkan Bank Indonesia menunjukkan, tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat. Hal ini tampak dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2023 yang tetap optimistis ada di level 127,7 bps atau di atas ambang batas, yakni 100 bps. Kendati demikian, angka tersebut turun tipis dibandingkan dengan IKK Agustus 2023 sebesar 125,2 bps.

Baca juga: Janji-janji Populis Bermunculan Jelang Pemilu, Apakah APBN Mampu?

Adblock test (Why?)



"bisnis" - Google Berita
October 18, 2023 at 09:15PM
https://ift.tt/OauReqN

Pasar Modal dan Pelaku Bisnis Harapkan Tahun Politik Kondusif - kompas.id
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/6SLmtgW
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pasar Modal dan Pelaku Bisnis Harapkan Tahun Politik Kondusif - kompas.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.