Jakarta, CNBC Indonesia - Wilmar Group yang selama ini dikenal sebagai pemain utama kelapa sawit merambah bisnis beras sejak tahun 2018. Lantas bagaimana perkembangan bisnis beras yang dijalankan Wilmar Padi Indonesia?
Direktur Operasional Wilmar Padi Indonesia Saronto Soebagio mengungkapkan pada saat ini di musim panen pertama tahun 2023, pihaknya baru mulai menyerap Gabah Kering Panen (GKP) dari petani sekitar 30%. Angka ini akan meningkat ke 50% atau setara 600 ton gabah per harinya.
Nantinya gabah-gabah tersebut akan dikirim ke pabrik penggilingan padi yang dimiliki Wilmar dengan kapasitas hingga 800 ton gabah per hari. Jika dikonversikan nantinya akan menghasilkan beras sebanyak 400 ton.
"Per bulan rata-rata menyerap 800 ton, kalau kita full ya, tapi sekarang kan belum full, masih di tingkat 30%, baru mulai akan meningkat 50% sampai 600 ton. Fullnya berapa? Ya 800 lah satu hari satu pabrik, tapi belum mencapai level itu," kata Saronto saat ditemui di Restoran Seribu Rasa Menteng, Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Dia melanjutkan penyerapan yang belum maksimal itu terjadi karena Wilmar yang selalu menaati kebijakan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dimana sebelumnya Bapanas masih mematok harga pembelian gabah di angka Rp 4.650 per kg, namun ternyata sudah banyak perusahaan lain yang mencuri start.
Foto: Penjual melayani pembeli beras di Pasar Ciledug, Tangerang Selatan, Jumat (17/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Penjual melayani pembeli beras di Pasar Ciledug, Tangerang Selatan, Jumat (17/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
"Saat ini kita memang serapan baru mulai ya, karena sebelumnya kita belum maksimal menyerap karena kita.. dari kemarin kita ingat harga masih Rp 4.650 per kg, kita mengikuti kebijakan daripada Bapanas, ternyata beberapa perusahaan membeli di atas itu," tukas dia.
Dia mengatakan, baru minggu-minggu belakangan ini penyerapan gabah Wilmar mulai meningkat, saat harga pembelian pemerintah (HPP) GKP di tingkat petani yang diumumkan Bapanas sebesar Rp 5.000 per kg.
"Jadi baru minggu-minggu terakhir lah kita serapannya bisa 70% dari kapasitas. Saat ini kita mengikuti kebijakan, (beli gabah dari petani) sekitar Rp 5.600-5.700 per kg, GKP," ujarnya.
Saronto mengungkapkan bahwa saat ini Wilmar memiliki 3 pabrik dengan lokasi yang berbeda. Setiap pabrik per harinya mampu menyerap dengan kapasitas penuh sekitar 800 ton gabah per hari. Dari serapan gabah sebanyak 800 ton, nantinya akan menghasilkan beras sebanyak 400 ton.
Wilmar pertama kali membangun bisnis beras di Mojokerto, Jawa Timur. Kemudian tahun 2020 melakukan ekspansi di Ngawi dan disusul tahun 2022 ke Serang, Banten.
"Ada dua pabrik lagi di Palembang dan Sumatera Utara. Kapasitasnya cukup besar, (mampu) menyerap 1 juta ton gabah, 500.000 beras jika dikonversikan," jelas Saronto.
Saronto menyatakan untuk bisa masuk ke bisnis beras bukanlah hal yang mudah. Dia bilang bisnis beras memiliki kompleksitas yang lebih sulit jika dibandingkan dengan bisnis sawit dan bisnis lainnya.
"Saya rasa beras paling sulit dan kompleks. (Namun) ada misi kita di bisnis beras, pertama kita ingin menyejahterakan petani Indonesia karena 5-10 tahun ke depan swasembada beras sangat mengkhawatirkan bukan hanya luas lahan, tapi anak muda minim minat pertanian," terangnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Wilmar Disebut Bakal Masuk Sugar Co, Bos PTPN Bilang Begini
(wur/wur)
"bisnis" - Google Berita
March 29, 2023 at 06:49PM
https://ift.tt/njxmaqH
5 Tahun Wilmar Rambah Bisnis Beras, Bagaimana Hasilnya? - CNBC Indonesia
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/ulsSwDW
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "5 Tahun Wilmar Rambah Bisnis Beras, Bagaimana Hasilnya? - CNBC Indonesia"
Post a Comment