Jakarta, Beritasatu.com - Tupperware terancam bangkrut dan berencana untuk memberhentikan pegawainya. Lalu bagaimana sejarah Tupperware? Ini sejarah dan perjalanan Tupperware sampai terancam bangkrut.
Produk Tupperware sendiri didefinisikan sebagai nama merek peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik. Penggunaan Tupperware terbilang sangat efisien sebagai wadah penyimpanan, penyajian dan beberapa alat dapur. Selain itu, Tupperware juga dapat menyimpan makanan berhari-hari tanpa bau, bahkan dapat diletakkan di kulkas ataupun microwave.
Mengutip situs resmi Tupperware, wadah plastik ini tergolong memiliki kualitas terbaik, aman bagi lingkungan dan kesehatan, dibuktikan telah memenuhi ketentuan lembaga pengawas makanan internasional seperti FDA, EFSA dan FS.
Di Indonesia sendiri menyumbang pasar terbesar bagi penjualan Tupperware pada 2013 silam, yang kemudian disusul oleh Jerman. Angka penjualan Tupperware di Indonesia bisa mencapai US$ 200 juta atau setara dengan Rp 2,9 triliun.
Advertisement
Sejarah Tupperware
Tupperware pertama kali dicetuskan pada 1946 oleh Earl Tupper, seorang ahli kimia yang sedang bereksperimen dengan plastik. Kala itu, eksistensi plastik masuk belum populer dan kualitasnya pun masih sangat rapuh.
Saat itu, Tupperware masih bergabung dengan perusahaan yang bergerak dibidang inovasi dan riset. Earl Tupper pada saat itu masih berusia 21 tahun dan berhasil menemukan metode untuk memurnikan ampas bahan dasar pembuat plastik atau biji hitam polyethylene.
Melalui eksperimennya tersebut, Earl Tupper berinisiasi untuk membuat wadah plastik dengan kualitas yang bagus, tidak bau, fleksibel dan kedap udara. Alhasil, lahirlah Tupperware wadah plastik dengan ciri khasnya tutupnya yang dikenal dengan sebutan burping seal, yang merupakan ciri khusus dari produk plastik tersebut.
Meski terbilang berhasil menciptakan kualitas plastik yang baik, namun kala itu tidak banyak yang tertarik dengan produk Tupperware. Sampai akhirnya, Tupper dibantu oleh Brownie Wise, seorang agen yang bekerja di perusahaan bernama Stanley Home Products.
Brownie melihat potensi Tupperware dan mulai menjalankan visi produk tersebut ke beberapa klien. Dari sinilah kemudian lahir istilah Tupperware party, merupakan strategi penjualan langsung yang dilakukan dalam sebuah pesta.
Tupperware party pertama kali diadakan pada 1949, kala itu Brownie menjajakan produk Tupperware kepada rekan-rekannya. Hingga pada 1951, Tupperware ditarik dari toko-toko dan mulai dijual secara eksklusif melalui pesta yang digelar oleh Brownie.
Perkembangan Bisnis Tupperware: dari PD II sampai Terancam Bangkrut
Dipengaruhi oleh Era Pasca Perang Dunia II
Kesuksesan Tupperware juga dipengaruhi oleh era pasca Perang Dunia II, dimana wanita dianjurkan untuk lebih memiliki waktu bersama keluarga dan menetap di rumah. Hal ini yang memberikan peluang bagi para wanita untuk lebih mudah berjualan bertemu dengan para ibu rumah tangga lainnya.
Dari situlah kemudian muncul tradisi Assembly, yang digelar secara rutin oleh para distributor Tupperware. Tradisi ini pun dimaksudkan untuk memberikan penghargaan bagi para penjual.
Persebaran Pasar ke Eropa
Sukses dengan pasar di Amerika, Tupperware kemudian mulai menjarah ke Inggris dan Eropa. Masih menggunakan strategi penjualan yang sama, pada 1960, Tupperware menggelar pesta di rumah Mila Pond, Weybridge, Inggris.
Dari situ, Tupperware mulai menyebar ke Eropa, meski sukses mengepakkan marketnya. Tupperware sempat mengalami krisis dan operasinya ditutup di Inggris pada tahun 2003, lantaran kekecewaan para pengguna terhadap metode penjualan langsung produk.
Penutupan itu berlangsung dua tahun sebelum akhirnya kembali melakukan restrukturisasi dan dibuka kembali. Selama perjalanan penjualannya, saham Tupperware dibeli oleh beberapa perusahaan ternama di masa itu.
Akuisisi Bisnis Tupperware
Pada tahun 1958, perusahaan Rexall yang menjual obat-obatan membeli saham Tupperware untuk pertama kalinya. Kemudian perusahaan tersebut berganti nama menjadi Dart Industries.
Tidak lama setelahnya, Dart melakukan kerjasama bersama perusahaan Kraftco dan membentuk perusahaan Dart & Kraft. Akibat, pecahnya kedua perusahaan tersebut, Tupperware diakuisisi oleh Illinois Tool Works pada tahun 1996.
Saat ini, Tupperware berdiri dengan perusahaan sendiri yang diberi nama Tupperware Brands Corporation. Selain bergerak di bidang peralatan rumah tangga, Tupperware juga memprakarsai lima merek produk kecantikan dan perawatan pribadi yakni, Avroy Shlain, Fuller, NaturCare, Nutrimetics, dan Nuvo.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
"bisnis" - Google Berita
April 12, 2023 at 12:07PM
https://ift.tt/4qZSYal
Ini Sejarah dan Perjalanan Bisnis Tupperware yang Terancam Bangkrut - BeritaSatu.com
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/fsCnMQy
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Sejarah dan Perjalanan Bisnis Tupperware yang Terancam Bangkrut - BeritaSatu.com"
Post a Comment