Search

Jejak Gurita Bisnis dan Pengaruh Politik Kelompok Wagner - kompas.id

Sesuai dengan statusnya, sebagai perusahaan, Wagner menyediakan jasa ”keamanan” dengan pasukannya. Karyawan Wagner bukan selayaknya bodyguard biasa, melainkan veteran tentara dan residivis yang memiliki kemampuan bertarung dan menggunakan senjata klas militer. Tak heran, pemimpin dari sejumlah negara pun berjejer sebagai ”klien” dari Wagner.

Baca juga: Wagner Group, Tentara Bayaran yang Melawan Tuannya

Gurita bisnis Wagner

Lantas, bagaimana bisnis Wagner beroperasi? Salah satu studi kasus yang paling bisa menggambarkan model bisnis milik kelompok Wagner adalah ”bisnis”-nya di Suriah dan Afrika Tengah karena pengalaman di kedua negara ini jadi cetak biru Wagner di proyek-proyek Wagner setelahnya.

Di Suriah, klien Wagner adalah Presiden Bashar al-Assad. Perusahaan ini masuk berbarengan dengan intervensi Rusia ke konflik Suriah. Awalnya, Kremlin memberikan satu tugas spesifik untuk Wagner, yakni mengamankan sumber-sumber energi bagi rezim Al-Assad.

Wagner menyalurkan pasukannya ke Suriah melalui anak perusahaan bernama Evro Polis. Perusahaan inilah yang kemudian dikontrak oleh Pemerintah Suriah untuk mengamankan kilang-kilang minyak. Selain itu, Evro Polis juga diminta oleh Al-Assad untuk mengambil kembali kilang yang direbut oleh musuh.

Tugas ini dijalankan dengan baik oleh Wagner. Keberhasilan dari Wagner ini cukup mengejutkan mengingat banyaknya musuh yang dihadapi, mulai dari militan Kurdi, pemberontak yang ditopang AS dan NIIS. Sebagai imbalannya, Wagner pun diberikan kue dari industri energi Suriah.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/7Jj9p8icmOME2StmnNMUKlVQoqw=/1024x2682/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F20%2F47c3fd8e-4b4f-41ab-b997-75891769e66f_jpg.jpg

Berdasarkan kontrak, Evro Polis mendapatkan jatah 25 persen dari produksi total dari kilang yang berhasil direbut kembali. Pada 2017, setidaknya Wagner dan anak perusahannya telah berhasil mengamankan empat fasilitas produksi minyak dan gas, yakni di Al-Mahr, Jihar, Al-Sharr dan Jazar. Dari keempatnya, Wagner mendapat keuntungan puluhan hingga ratusan juta dollar AS per tahun.

Namun, tak semua operasi Wagner di Suriah berhasil. Salah satu kegagalan terbesar mereka terjadi di pertempuran Khasham. Saat itu, pasukan Wagner ditugaskan untuk merebut kilang minyak milik Conoco yang dijaga tentara AS. Tentara AS yang dibantu dengan serangan udara pun meluluhlantakkan pasukan Wagner.

Kesuksesan Wagner di Suriah menginspirasi kelompok ini untuk membuka ”waralaba” di negara-negara kawasan Afrika. Salah satu ekspansi bisnis Wagner paling sukses di benua ini terjadi di Afrika Tengah.

Sejak 2018, Wagner telah menancapkan cengkeraman bisnisnya di negara ini, mengisap hasil-hasil sumber daya dan menjualnya di pasar global.

Yevgeny Prigozhin, pemilik dan pimpinan Kelompok Wagner dalam rekaman videonya yang menyerukan pemberontakan bersenjata, Sabtu (24/6/2023)
AP/PRIGOZHIN PRESS SERVICE

Yevgeny Prigozhin, pemilik dan pimpinan Kelompok Wagner dalam rekaman videonya yang menyerukan pemberontakan bersenjata, Sabtu (24/6/2023)

Di Afrika Tengah, Wagner masuk melalui perusahaan Lobaye Invest. Perusahaan ini memiliki anak perusahaan bernama Sewa Security Services yang dikontrak oleh presiden sabagai pengawal pribadinya. Sebagai imbalannya, perusahaan-perusahaan di bawah Lobaye Invest diberikan konsesi berbagai tambang di beberapa lokasi seperti tambang Ndassima.

Mirip dengan apa yang terjadi di Suriah, Ndassima tidak diberikan kepada grup Wagner secara cuma-cuma, tetapi direbut dari pasukan pemberontak, yakni Union for Peace (UPC). Tambang ini sekarang menjadi salah satu tambang emas paling besar di Afrika Tengah dengan luas lebih dari 35.000 hektar.

Dari kedua kasus di atas, tampak jelas skema model bisnis dari Wagner. Jika dirinci, model bisnis Wagner terbagi jadi beberapa tahapan.

Modusnya Wagner membuat kontrak militer dengan sebuah pemimpin negara yang tengah berkonflik. Setelah itu, Wagner meminta jatah industri ekstraktif di negara tersebut, mulai dari tambang emas, permata, hingga kayu.

Untuk bisa melakukannya dengan legal, Wagner membuat berbagai macam anak perusahaan yang berkedudukan di negara target operasi. Terakhir, keuntungan yang didapatkan dibawa kembali ke Rusia untuk dibagikan ke Kremlin.

Baca juga: Prigozhin dan Drama 36 Jam yang Mengubah Sahabat Menjadi Musuh Putin

Pengaruh politik Wagner

Di balik motif ekonominya, Wagner juga menjadi salah satu pion penting bagi kepentingan politik Rusia. Wagner menjadi pintu masuk yang relatif aman bagi Kremlin untuk masuk, melakukan intervensi dan mengambil keuntungan dari sebuah konflik. Dengan mudahnya, Rusia bisa ”cuci tangan” dan membantah segala tudingan bahwa Wagner berhubungan dengan Kremlin.

Selain itu, kelompok ini bisa menerima kekalahan yang tak bisa diterima oleh militer Rusia. Dengan statusnya sebagai ”badan swasta”, kekalahan Wagner bukanlah kekalahan militer Rusia.

Sebagai contohnya kekalahan di Khasham, bukan dilihat sebagai kekalahan dari pasukan Rusia, melainkan kekalahan tentara bayaran Bashar al-Assad. Bagi Rusia, melakukan intervensi menggunakan tentara Wagner lebih strategis, bahkan dibandingkan menggunakan pasukan resmi mereka.

Tak heran, operasi dari Wagner hampir selalu berkelindan dengan kepentingan Kremlin. Hal ini salah satunya dapat terlihat dari akses Wagner terhadap persenjataan dan alutsista perang Rusia termasuk artileri berat dan jet tempur. Selain itu, ”infiltrasi” Wagner di tiap negara target selalu dibarengi dengan agenda propaganda.

Peta lokasi kota Rostov, Rusia, tempat pasukan tentara bayaran Wagner melancarkan pemberontakan terhadap Moskwa.
AFP

Peta lokasi kota Rostov, Rusia, tempat pasukan tentara bayaran Wagner melancarkan pemberontakan terhadap Moskwa.

Di Afrika Tengah, misalnya, salah satu negara yang paling dipengaruhi oleh Wagner, muncul propaganda-propaganda pro-Rusia. Bahkan, propaganda ini dihadirkan dalam acara kartun untuk anak-anak.

Melalui konten-konten tersebut, Rusia digambarkan sebagai juru selamat bagi Afrika Tengah yang telah dizalimi oleh Perancis dan negara-negara barat.

Tak ayal, pecahnya kongsi antara Wagner dan Kremlin ini tak hanya akan mengubah arah angin konflik Rusia-Ukraina. Lebih jauh, keretakan ini akan berpengaruh pada skema politik luar negeri dari Rusia di masa depan.

Tak hanya itu, ”monster” berbentuk kelompok Wagner yang kini tak bertuan ini bisa menjadi aktor internasional liar yang memantik instabilitas di berbagai kawasan, terutama di Afrika dan Timur Tengah. (LITBANG KOMPAS)

Baca juga: Tenaga Alih Daya di Medan Laga, Bisnis Menggiurkan di Tengah Konflik

Adblock test (Why?)



"bisnis" - Google Berita
June 26, 2023 at 09:29AM
https://ift.tt/vP2JiFj

Jejak Gurita Bisnis dan Pengaruh Politik Kelompok Wagner - kompas.id
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/hGz4IBy
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jejak Gurita Bisnis dan Pengaruh Politik Kelompok Wagner - kompas.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.