Diskusi media Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta (KJEJ) membahas kampanye pemasaran tidak sehat dalam industri produk air minum dalam kemasan (AMDK). Diskusi bertema 'Menyikapi Hoax dan Negative Campaign Dalam Persaingan Bisnis AMDK' ini dihadiri oleh sejumlah praktisi media.
Diskusi ini membahas pemimpin pasar (market leader) AMDK yang gencar melakukan kampanye negatif dengan mendiskreditkan produk baru yang cepat diterima masyarakat melalui media massa serta media sosial lewat konten berbayar. Adapun brand Le Minerale disebut sebagai salah satu merek yang kerap diserang berbagai isu menyesatkan.
Salah satu pembahasan yang mencuat pada diskusi yang berlangsung Kamis (15/6) ini ialah artikel publikasi portal media Mantra Sukabumi. Dalam artikel tersebut, Le Minerale disebut berbahaya terhadap kesehatan dan galonnya acap kali dicap 'tidak peduli lingkungan'.
Media tersebut diketahui menghapus beberapa artikel dan menyampaikan permintaan maaf pada akhirnya. Namun, hoaks ini disebut terlanjur merugikan pihak yang menjadi objek berita.
Penyebaran hoaks dan informasi palsu terkait Le Minerale juga dilakukan di media sosial. Bahkan terus bermunculan masif di media sosial dengan budget yang bombastis.
Terbaru, sejumlah influencer mendadak tampil menyiarkan konten yang mendiskreditkan Le Minerale dan sejumlah brand lainnya. Konten-konten berbayar di medsos ini dipakai sebagai ajang promosi yang memuji produk market leader, namun mendiskreditkan kompetitor, salah satunya Le Minerale.
Salah satunya konten Tiktok dari @prazteguh menjatuhkan sejumlah brand yang digambarkan berasa pahit dan lain sebagainya. Konten yang dilabeli 'kerja sama berbayar' itu hanya memuji satu brand yang menguasai pasar terbesar AMDK.
Adapun jumlah penonton pada konten itu diketahui cukup bombastis, bahkan melebihi jumlah penduduk Indonesia saat ini. Terakhir jumlahnya mencapai hingga 370-an juta penonton. Angka yang jauh berbeda dari konten lainnya ini mengindikasikan adanya suntikan iklan untuk memperoleh jumlah jangkauan yang lebih banyak.
Redaktur Pelaksana Validnews Faisal Rachman mengatakan banyak kasus kampanye pemasaran negatif yang tidak sehat dengan menggunakan media massa sebagai arena tempur. Salah satunya, persaingan antara market leader AMDK dengan Le Minerale.
"Persaingan usaha yang tak sehat yang menggunakan media massa sebagai arena berperang tentunya lebih 'panas' lagi karena adanya media massa yang kurang jelas identitasnya," kata Faisal dalam keterangan tertulis, Senin (26/6/2023).
Menurut Faisal, dari 47.000 media massa per Januari 2023, hampir 80% di antaranya merupakan media 'abal-abal' yang beritanya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ia menegaskan media massa seharusnya memberikan informasi yang akurat, komprehensif, dan berimbang dengan berpegang teguh pada kode etik jurnalistik, pedoman media siber, dan undang-undang Nomor 40/199 tentang Pers agar tidak memberikan informasi yang menyesatkan kepada publik.
"Jangan sampai media massa yang harusnya memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi publik, malah dimanfaatkan untuk sekadar kepentingan bisnis pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," tutur Faisal.
Ancaman ITE
Foto: Istimewa
|
Sementara itu, jurnalis senior sekaligus pemimpin redaksi media online Sorogan Burhan Abe memandang konten media sosial yang mendiskreditkan brand ini jelas menyesatkan bagi publik karena 'bias' kepentingan.
Ia menjelaskan konten tersebut seolah-olah mengulas semua produk, namun mengunggulkan produk yang bekerja sama dengan pembuat konten. Menurutnya, netizen juga harus paham konten media sosial memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi dan mencerahkan. Bukannya membuat informasi yang keruh, bahkan jika itu merupakan sebuah konten berbayar.
Burhan mengatakan para pembuat konten negatif yang melanggar aturan sudah berulang diberikan peringatan dan ditegur. Namun konten semacam ini terus berulang. Padahal, konten di media sosial konsekuensi hukumnya lebih berat dibandingkan dengan media massa.
Ia menerangkan informasi yang menyesatkan dan merugikan sejumlah pihak di media sosial bisa dilaporkan ke penegak hukum dan dijerat dengan UU nomor Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik (ITE). Berbeda dengan media massa yang terverifikasi dewan pers prosesnya menggunakan delik pers.
Publik Sudah Cerdas
Di akhir acara, Burhan selaku moderator menyimpulkan harapan agar produsen lebih fokus berinovasi menciptakan produk berkualitas yang aman dan menyehatkan bagi masyarakat. Alih-alih sibuk melakukan kampanye negatif terhadap kompetitor yang hanya akan merugikan publik.
"Sehingga masyarakat dan berbagai stakeholders industri AMDK lainnya tidak dibuat bingung dengan berbagai pemberitaan maupun promosi negatif di media massa dan media sosial," ujar Burhan.
Apalagi, lanjutnya, publik saat ini semakin pintar dan bijaksana memilah informasi antara hoaks dan fakta. Produsen menurutnya juga punya tanggung jawab yang sama untuk meningkatkan literasi produk bagi publik.
Ia mengatakan masyarakat sudah terinformasi dengan benar untuk membedakan produk AMDK yang aman, sehat dan higienis. Sehingga wajar untuk tidak memilih produk AMDK kemasan galon yang berisiko terpapar senyawa kimia berbahaya seperti Bisphenol A (BPA).
Burhan pun mengatakan inovasi dan kreativitas yang dilakukan kompetitor, seperti Le Minerale, telah memunculkan berbagai kampanye hitam di sejumlah media tak jelas belakangan ini oleh pemimpin di pasar AMDK. Ia berharap ke depannya tidak ada diskredit pada produk baru yang lebih inovatif.
"Persaingan produk semestinya dijawab dengan inovasi dan kreasi produk, bukan malah menggencarkan kampanye hitam produk," ungkapnya.
(ega/ega)"bisnis" - Google Berita
June 26, 2023 at 11:43AM
https://ift.tt/JPQOEel
Menyingkap Praktik Tidak Etis Market Leader dalam Persaingan Bisnis AMDK - detikFinance
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/hGz4IBy
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menyingkap Praktik Tidak Etis Market Leader dalam Persaingan Bisnis AMDK - detikFinance"
Post a Comment