Search

Anak-anak Muda Bertarung Bisnis Kuliner di Bandar Lampung - kompas.id

Sebagai lulusan sarjana manajemen event dari Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta, pandemi Covid-19 membuat Jeremy tak bisa menggarap kegiatan apa pun. Kondisi itu membuatnya berpikir untuk menghasilkan uang dengan cara lain.

Pandemi juga membuat perusahaan tak banyak membuka lapangan pekerjaan. Biaggi yang merupakan lulusan akuntansi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, sudah berpikir membuka bisnis setelah lulus. Sejak SMA, ia memang sudah punya pengalaman membuka usaha kuliner secara daring.

Dua anak muda yang punya hobi nongkrong di kafe itu lantas berpikir untuk membuka usaha kuliner. Bersama tujuh rekannya yang lain, mereka membangun bisnis kuliner dengan membuka kafe Hoffmann Lane.

”Kami memprediksi Kota Bandar Lampung akan semakin maju karena banyak hotel besar sudah ada di kota ini. Lampung juga punya potensi alam yang bagus untuk pariwisata. Karena itu, kami yakin pasar bisnis kuliner juga akan berkembang,” kata Biaggi saat berbincang dengan Kompas, Kamis (17/8/2023) siang.

Menurut dia, peluang usaha kuliner di Bandar Lampung masih terbuka lebar. Sebagai salah satu daerah tujuan wisatawan, Bandar Lampung menjadi persinggahan wisatawan untuk menginap, makan, hingga mencari oleh-oleh.

Sementara pilihan tempat nongkrong yang punya konsep berbeda di Bandar Lampung masih terbatas. Selama ini, tren konsep kafe yang ada cenderung mirip. Karena itulah, mereka menawarkan sesuatu yang berbeda.

Baca juga : Pariwisata Bangkit, Bandar Lampung Didorong Jadi Kota Kreatif

Suasana Angkringan Toxsik di Jalan Teuku Umar, Kota Bandar Lampung, Minggu (13/8/2023) malam. Usaha angkringan yang dirintis anak-anak muda saat ini tengah menjadi tren di Bandar Lampung.
KOMPAS/VINA OKTAVIA

Suasana Angkringan Toxsik di Jalan Teuku Umar, Kota Bandar Lampung, Minggu (13/8/2023) malam. Usaha angkringan yang dirintis anak-anak muda saat ini tengah menjadi tren di Bandar Lampung.

Anak-anak muda ini punya konsep dan perhitungan matang dalam menjalankan usaha. Dengan investasi sekitar Rp 1 miliar, hasil patungan sembilan orang, mereka menyulap rumah tua menjadi tempat makan yang menawarkan konsep biofilik atau membawa alam ke dalam ruangan.

Mereka menyadari, sebuah bisnis harus mempunyai ciri khas dan keunggulan untuk bisa bertahan. Tak hanya makanan dan minuman yang nikmat, mereka juga menyuguhkan nuansa alam di tengah kota.

Di Hoffmann Lane, mereka ingin mendekatkan pengunjung dengan alam. Restoran itu juga menjadi tempat yang representatif untuk bersantai, mulai dari kalangan mahasiswa, pekerja, hingga keluarga.

Angkringan

Lain lagi dengan Dimas A Dermawan (35), yang membuka usaha angkringan setelah usaha kedai kopinya tutup. Sebelum pandemi Covid-19, ia membuka usaha kopi di sebuah mal di Bandar Lampung. Namun, pusat perbelanjaan itu kemudian tutup sehingga semua pemilik usaha yang menyewa tempat harus pindah.

Baca juga : Bubur Van Danoe, Bubur Ayam Legendaris di Lampung

Suasana kafe Hoffmann Lane di Kota Bandar Lampung, Kamis (17/8/2023). Usaha kuliner yang menawarkan nuansa alam saat ini banyak dirintis oleh anak-anak muda di Bandar Lampung.
KOMPAS/VINA OKTAVIA

Suasana kafe Hoffmann Lane di Kota Bandar Lampung, Kamis (17/8/2023). Usaha kuliner yang menawarkan nuansa alam saat ini banyak dirintis oleh anak-anak muda di Bandar Lampung.

Selain usaha kopi, ia juga bekerja sebagai pembawa acara. Selama pandemi, otomatis peluang Dimas untuk mendapatkan klien berkurang karena kebijakan pembatasan dari pemerintah. Saat itu, perekonomian keluarganya memburuk.

Kendati begitu, ia tak kehilangan ide usaha. Dimas tertarik membuka usaha angkringan setelah melihat beberapa temannya berhasil menjalankan bisnis serupa. Ia kemudian membuka Angkringan Gadun di Jalan Jenderal Sudirman, Bandar Lampung.

Ia menyewa lahan kosong di depan ruko yang tutup pada malam hari. Untuk menghemat biaya sewa, ia bekerja sama dengan beberapa pelaku usaha kuliner lain. Setidaknya, ada empat kedai makanan dan minuman yang sama-sama berjualan di lokasi itu.

Untuk menarik pengunjung, mereka tidak hanya menjual aneka menu angkringan, seperti kopi susu, mi instan, dan aneka sosis bakar. Ia menghadirkan pertunjukan musik akustik untuk menghibur pengunjung.

Wirausaha muda

Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Lampung Ahmad Giri Akbar mengatakan, tren wirausaha di kalangan anak-anak muda semakin meningkat. Situasi pandemi yang membuat lapangan pekerjaan tidak banyak tersedia semakin mendukung iklim munculnya wirausaha muda di Lampung.

Tren wirausaha di kalangan anak-anak muda semakin meningkat.

Akbar menilai, para wirausaha muda ini turut berkontribusi menggerakkan perekonomian daerah seusai meredanya pandemi Covid-19. Saat perekonomian melambat, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memang sering kali menjadi penopang ekonomi di masyarakat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, pada tahun 2021, jumlah warga Kota Bandar Lampung yang menjalankan usaha dibantu pekerja tidak tetap dan pekerja tetap sebanyak 51.153 orang. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebanyak 48.199 orang.

Suasana kafe Hoffmann Lane di Kota Bandar Lampung, Kamis (17/8/2023). Usaha kuliner yang menawarkan nuansa alam saat ini banyak dirintis oleh anak-anak muda di Bandar Lampung.
KOMPAS/VINA OKTAVIA

Suasana kafe Hoffmann Lane di Kota Bandar Lampung, Kamis (17/8/2023). Usaha kuliner yang menawarkan nuansa alam saat ini banyak dirintis oleh anak-anak muda di Bandar Lampung.

Di sisi lain, jumlah warga yang menjalankan usaha mandiri di Kota Bandar Lampung mengalami penurunan. Pada tahun 2021, jumlah warga yang menjalankan usaha mandiri tercatat 114.432 orang. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 127.035 orang.

Sebagai wilayah perkotaan, pendapatan asli daerah Kota Bandar Lampung juga ditopang dari pajak dan retribusi berbagai jenis usaha. Sebanyak 78,19 persen dari total 1,16 juta penduduk Kota Bandar Lampung bekerja di sektor jasa.

Akbar menambahkan, pemerintah daerah semestinya bisa memberikan pembinaan kepada para pelaku usaha yang sudah berkembang secara organik tersebut. Program edukasi dan penataan wilayah yang mendukung iklim usaha diperlukan agar UMKM yang dijalankan anak-anak muda ini bisa semakin berkembang.

”Yang diperlukan adalah edukasi bagaimana memberikan pengetahuan pada teman wirausaha muda ini untuk terus berinovasi agar bisa bertahan,” katanya.

Baca juga : Mendongkrak UMKM, Memajukan Ekonomi Bandar Lampung

Karyawan toko oleh-oleh keripik pisang Askha Jaya di Bandar Lampung menunjukkan kemasan keripik, Rabu (30/1/2019).
KOMPAS/VINA OKTAVIA

Karyawan toko oleh-oleh keripik pisang Askha Jaya di Bandar Lampung menunjukkan kemasan keripik, Rabu (30/1/2019).

Menurut dia, Pemerintah Kota Bandar Lampung juga dapat mengembangkan kawasan wisata kuliner di Bandar Lampung seperti di kota-kota lain. Dengan begitu, target pasar pelaku UMKM tidak hanya warga setempat, tetapi juga wisatawan dari luar kota yang menginap di Bandar Lampung.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan Kompas, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menyatakan komitmennya untuk mengembangkan UMKM. Hal itu bahkan menjadi prioritas Bandar Lampung karena sektor ini merupakan salah satu penggerak perekonomian daerah. Saat ini terdapat 57.019 UMKM yang menjadi kekuatan Bandar Lampung dan berpotensi untuk dikembangkan. Tujuannya adalah untuk memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha, dan pemulihan perekonomian masyarakat (Kompas, 11/1/2023).

Bagi kaum muda, bisnis kuliner memang selalu menarik dan punya peluang. Semangat usaha di kalangan wirausaha muda memberi harapan untuk kemajuan perekonomian daerah seusai pandemi Covid-19 mereda.

Adblock test (Why?)



"bisnis" - Google Berita
August 18, 2023 at 09:02AM
https://ift.tt/3pxm7Gl

Anak-anak Muda Bertarung Bisnis Kuliner di Bandar Lampung - kompas.id
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/UKvoNOg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Anak-anak Muda Bertarung Bisnis Kuliner di Bandar Lampung - kompas.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.