Vanili menjadi salah satu komoditas pertanian yang besar di NTB. Vanili sendiri memiliki nilai produk ekspor yang tinggi. Namun sangat jarang di Indonesia ada pabrik untuk mengolah vanili. Sehingga ketika di ekspor ke luar negeri akan diolah sedemikian rupa menjadi berbagai jenis bahan makanan. Seperti Made salah satu pengusaha vanili yang mencoba membudidayakan hasil bumi NTB ini. “Contohnya, kita sudah terbiasa mengkonsumsi tango rasa vanila, starbucks rasa vanila. Diluar negeri vanili ini di ekstrak menadi bahan dasar makanan seperti kristal vanila yang digunakan untuk membuat kue,” jelas Made pria asal Batu layar ini.
Dengan itu memanfaatkan vanili sebagai komoditas hasil tani memiliki peluang yang besar. Membuka pasar baru yang berkaitan erat dengan pariwisata. Konsep yang ditawarkan untuk memperkenalkan produk – produk dari Lombok seperti agrowisata. “Jadi nanti kalau ada tamu yang datang kita bisa memperkenalkan seperti kopi atau vanili,” kata Made yang juga konten creator aktif terkait Vanili di YouTube.
Itu juga sekaligus menjadi strategi untuk menarik pelanggan untuk berkunjung ke kebun vanili. Didukung juga dengan lokasi perkebunan yang strategis dekat pariwisata Senggigi. banyak dikelilingi retail penjualan oleh oleh akan memudahkan para turis asing untuk berkunjung. Made pun juga bekerjasama dengan guide lokal untuk membawa tamu yang ingin berwisata bisa mengunjungi kebun vanili miliknya. “Saya coba bekerjasama dengan teman-teman guide lokal, kalo mereka bawa tamu pasti ada komisi juga untuk mereka. Itu juga setidaknya kami bisa saling bantu dan mendukung,” ujar pria sarjana Hukum ini.
Ide ini berangkat dari harga vanili yang besar ketika dijual ke turis mancanegara atau pasar internasional. Harga ditarik untuk 1 kg vanili bisa mencapai 1,7 juta. Namun sekarang harga sedang menurun menjadi 1,2 juta dan bisa 1 juta. Untuk pembeli luar negeri diberlakukan harga sesuai dengan harga luar. Di luar negeri sudah terbiasa dengan pembelian satu biji vanila seharga 2 atau 3 euro. Sedangkan untuk mendapatkan 1 kg vanili membutuhkan sekitar 350 biji vanili. Penjualan ekspor yang dilakukan bisa mencapai 8 kilogram. Negara untuk ekspor banyak dari negara Eropa. Ada juga yang Brazil atau Singapur. “Jadi sangat besar keuntungan kalo kita membuat komoditas ini menjadi salah satu aset pariwisata,” jelasnya.
Waktu panen vanili dalam jangka waktu satu tahun sekali. Tumbuhan jenis ordo anggrek ini berbuah dengan cara dikawinkan. Bunga yang dikawinkan akan panen selama jangka waktu 8 atau 9 bulan. Untuk berbungan pun ada beberapa syarat seperti dalam keadaan cuaca ekstrem atau kambium yang sudah tua. “Ini termasuk tanaman yang bisa ditanam dirumah. Bisa dibilang bisnis yang menggiurkan,” katanya.
Segala aktifitas dalam budidaya vanili yang di lakukan oleh petani misal seperti proses stresing, polinasi/ mengawinkan juga bisa menjadi event2 atau kegiatan yang menarik wisatawan.
Vanili yang dijual yakni vanili yang sudah diproses. Dibungkus dengan vakum plastic yang awt hingga 10 tahun. “Bahkan kalo vanili nya bagus disimpan dalam kedap udara akan menghasilkan kristal yang mengandung vanillin tinggi,” jelasnya.
Konsep besar yang ditawarkan ini juga berangkat dari persepsi banyak orang yang mengatakan bahwa saat ini Senggigi menjadi wilayah pariwisata yang mati. Untuk bangkit dari persepsi tersebut, Senggigi bisa membuka diri dengan menjadi Desa Wisata Agronomis. Desa yang menjadi prototype menyediakan vanili atau menjadi market untuk komoditas pasar rempah. “Ini hanya baru sekedar konsep yang membutuhkan banyak orang untuk bergerak,” ucapnya. “Konsep ini mungkin tidak menghasilkan keuntungan banyak. Namun dengan mencoba hal yang baru bisa menjadi penarik untuk wisatawan pastinya,” lanjutnya.
Petani di Lombok khususnya Sengigi bisa diberdayakan dengan konsep ini. Komoditas yang berada di Lombok juga layak untuk diperhitungkan. Petani menjadi kontrol bahan baku yang seharunsya bisa menjadi jiwa UMKM yang menghasilkan produknya sendiri. “Dan desa seperti Senggigi alternatif mereka. Saya dengan lahan 6 are bisa memberi dampak yang besar apalagi satu desa seperti itu, pasti akan meledak,” jelas Made yang memulai bisnis vanili sejak 2018 lalu. (cr-chi)
"bisnis" - Google Berita
May 12, 2023 at 05:00PM
https://ift.tt/nhogRWS
Nilai Produk Ekspor Tinggi, Vanili Jadi Bisnis Menggiurkan - Lombok Post
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/BGA3NyW
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nilai Produk Ekspor Tinggi, Vanili Jadi Bisnis Menggiurkan - Lombok Post"
Post a Comment