Search

Supadi, Bangkitkan Bisnis Handicraft yang sempat Mati Suri - Radar Solo

RADARSOLO.COM – Sempat mati suri terimbas Corona, Supadi berhasil bangkit kembali menekuni bisnis kerajinan handicraft. Kini warga Gayam, Desa Lebak, Pracimantoro, Wonogiri ini malah banjir pesanan.

IWAN ADI LUHUNG, Wonogiri, Radar Solo

Sejumlah orang tampak sibuk di salah satu rumah di Dusun Gayam RT 01 RW 03, Desa Lebak, Kecamatan Pracimantoro kemarin siang. Mereka bergelut dengan kerajinan kayu.

“Sudah sampai. Di sini tempatnya perajin handicraft yang saya ceritakan,” kata Warsito, camat Pracimantoro yang mengajak koran ini berkunjung ke dusun yang menjadi pusat kerajinan handicraft ini.

Suara mesin pemotong kayu langsung terdengar saat mendekat ke rumah milik Supadi, warga setmpat. Papan-papan kayu juga nampak berjejer di halaman rumah tersebut. Papan kayu mahoni itu dijemur di bawah terik matahari yang cukup menyengat siang itu.

Sementara di bagian lain rumah, berjejer ratusan atau bahkan ribuan “Harley”. Masih setengah jadi. Miniatur Harley itu baru berupa bodi utamanya saja. Setang dan ban miniatur motor gede ini masih belum dirakit menjadi satu.

Dibantu lima warga sekitar, Supadi sedang menyelesaikan pesanan miniatur Harley itu. Dengan terampil, dia dan pekerjanya memproses kayu mahoni menjadi kerajinan tangan itu. Ada yang bertugas memotong kayu, ada juga yang kebagian menyiapkan roda ban yang terbuat dari karet.

“Saya usaha ini sudah sejak 1998 sampai sekarang,” kata Supadi.

Pria 48 tahun itu sebelumnya juga pernah bekerja sebagai pembuat kerajinan miniatur kendaraan sekitar 1989. Namun, saat itu masih menjadi karyawan orang lain. Nah, sejak 1998 itu, dia memutuskan untuk mandiri.

Saat masih bekerja sebagai pegawai, dia lebih sering membuat miniatur mobil. Sedangkan miniatur moge Harley saat itu baru tren pada 1997. “Ini sedang mengerjakan pesanan 2.000 Harley ukuran besar dan 2.500 yang lebih kecil,” terang dia.

Pesanan itu didapatnya dari pengepul dari Klaten. Bapak dua anak itu memang memiliki langganan pengepul di Klaten. Dari pengepul itu, hasil karyanya ini dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Sebut saja Jakarta hingga Bali. Miniatur itu biasanya dijual di objek-objek wisata.

“Saya belum pernah jual langsung ke pedagang. Biasanya ke pengepul. Belum punya channel,” beber dia.

Dia memiliki dua pengepul yang menerima produknya. Ada yang menerima produk yang sudah di-finishing atau dicat dan ada juga yang masih mentah alias belum dicat atau dipernis. Meski begitu, pesanan miniatur mentah lebih banyak.

Setiap harinya, Supadi memproduksi miniatur Harley itu. Untuk mengerjakan 500 miniatur butuh dua pekan. Untuk ukuran paling kecil dihargai Rp 7.500. Sementara ukuran paling besar Rp 19 ribu kepada pengepul.

“Ada empat ukuran. Itu harga mentah, belum dipernis. Kalau dipernis harganya lebih mahal,” beber dia.

Biasanya, ada momen tertentu di mana pesanan membludak seperti jelang Lebaran. Saat itu, pesanan sudah tak terhitung lagi. Sebab, pengepul banyak menerima pesanan dari berbagai daerah.

Sebenarnya, kata dia, miniatur kendaraan yang dibuat banyak jenisnya. Misal miniature mobil antik. Namun, oleh pengepul dia didapuk sebagai spesialis membuat miniatur Harley.

“Ini momen bangkit kembali setelah melalui masa pagebluk korona selama tiga tahun. Semoga ke depan lebih baik lagi,” ujarnya. (*/bun)

Reporter: Iwan Adi Luhung

Adblock test (Why?)



"bisnis" - Google Berita
May 04, 2023 at 08:00AM
https://ift.tt/ZFgOwyN

Supadi, Bangkitkan Bisnis Handicraft yang sempat Mati Suri - Radar Solo
"bisnis" - Google Berita
https://ift.tt/lsbKY4Q
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Supadi, Bangkitkan Bisnis Handicraft yang sempat Mati Suri - Radar Solo"

Post a Comment

Powered by Blogger.